blank
Untuk menggelar pengajian akbar Bulan Merdeka, Jumat malam (31/8), panggung utama Alun-alun Giri Krida Bakti Wonogiri, dilengkapi dengan fasilitas tenda. Pengajian akbar menampilkan Habib Luthfy bin Yahya.(suarabaru.id/bp)

WONOGIRI – Pengajian akbar ‘Bulan Merdeka’ menampilkan Habib Luthfi Bin Yahya dan Habib Ali Zaenal Abidin Assegaf, Jumat malam (31/8) nanti, akan digelar di Alun-alun Giri Krida Bakti, depan Kantor Kabupaten Wonogiri. Acara religius Islami ini, terbuka untuk umum dan akan dimeriahkan penampilan Majelis Taklim Sholawat Az-Zahir.
Agenda bernuansa agamis ini, digelar untuk sekaligus menutup serangkaian kegiatan dalam memeriahkan Bulan Merdeka berkaitan dengan peringatan HUT Ke 73 Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) Tahun 2018 tingkat Kabupaten Wonogiri. Demikian dijelaskan oleh Sekda Wonogiri, Suharno, dalam kapasitasnya selaku Ketua Panitia Pembudayaan dan Pelestarian Nilai-nilai Kemerdekaan RI Tahun 2018 Kabupaten Wonogiri. ”Pengajian akbar ini, sekaligus sebagai kegiatan penutup dari serangkaian acara yang digelar dalam memperingati HUT Ke 73 Kemerdekaan RI tingkat Kabupaten Wonogiri,” tandas Kabag Tata Pemerintahan (Tapem) Pemkab Wonogiri, Guntur Wasito, selaku Sekretaris Panitia Tujuhbelasan Kabupaten Wonogiri.
Warga masyarakat yang berkenan menghadiri pengajian akbar ini, diimbau untuk mengenakan busana baju lengan panjang warna putih. Kabag Humas Pemkab Wonogiri, Haryanto, dan staf Humas Pemkab, Esti, menambahkan, pengajian akbar ini, disamping untuk menambah bekal keimanan dan tambahan wawasan pemahaman terhadap ilmu spiritual Islami, juga untuk menyegarkan kembali tentang betapa besar jasa perjuangan para pahlawan kemerdekaan Indonesia, yang tidak bisa dilepaskan dari peran ulama, yang dahulu mampu membangkitkan semangat bangsa Indonesia untuk berjuang membela Tanah Air dan guna memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Habib Luthfy memiliki nama lengkap Maulana Al-Habib Muhamad Luthfi bin Ali bin Yahya. Merupakan ulama besar yang lahir di Kota Pekalongan Tanggal 10 Nopember 1947, bertepatan dengan Tanggal 27 Rajab Tahun 1367 H. Dia adalah sosok pendakwah (Syeh) dari Kota Batik Pekalongan berkebangsaan Indonesia, yang juga menjadi Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Propinsi Jateng. Semasa kecilnya, Habib Luthfi Bin Yahya mondok di Pondok Pesantren (Ponpes) Roudlotul Mubtadiin Balekambang, Jepara. Pendidikan pertama Maulana Habib Luthfi, diterima dari ayah al Habib al Hafidz ‘Ali al Ghalib.
Ia kemudian belajar di Madrasah Salafiah. Pada tahun 1959 M, ia melanjutkan studi ke Ponpes Benda Kerep, Cirebon. Kemudian ke Indramayu, Purwokerto dan Tegal. Setelah itu, melanjutkan ke Mekah, Madinah, dan di negara-negara lainnya. Ia menerima ilmu syari’ah, thariqah dan tasawuf dari para ulama-ulama besar, wali-wali Allah yang utama, guru-guru yang penguasaan ilmunya tidak diragukan lagi. Dari guru-guru tersebut, Habib Luthfy mendapat ijazah Khas (khusus), dan juga ‘Am (umum) dalam Dakwah dan nasyru syari’ah (menyebarkan syari’ah), thariqah, tashawuf, kitab-kitab hadis, tafsir, sanad, riwayat, dirayat, nahwu, kitab-kitab tauhid, tashwuf, bacaan-bacaan aurad, hizib-hizib, kitab-kitab shalawat, kitab thariqah, sanad-sanadnya, nasab, kitab-kitab kedokteran. Ia juga mendapat ijazah untuk membai’at.(suarabaru.id/bp)