blank

SEMARANG– Imam masjid besar New York, Amerika Serikat Dr Muhammad Syamsi Ali, dipastikan akan menjadi khotib salat Idul Adha 1439 Hijriyah di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Jalan Gajah Raya, Semarang. Salat Id di MAJT akan dihadiri Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Forkompimda Jateng, serta Walikota Semarang Hendar Prihadi. Bertindak sebagai imam KH Zaenuri Ahmad AH.

Menurut Ketua DPP MAJT Prof KH Noor Ahmad MA kepada pers, Senin (20/8/2018), kesediaan pria kelahiran Bulukumba, Sulawesi Selatan, 5 Oktober 1967 menjadi khotib salat Id di MAJT, terkait satu rangkaian dengan penyelenggaraan konser amal yang dilakukan bersama DPP MAJT. Hasil dari konser amal yang digelar Senin (20/8/2018), di Hall MAJT, disumbangkan untuk membangun pondok pesantren pertama di Amerika Serikat. Bila obsesi ini terwujud, maka Indonesia yang kali pertama berkontribusi membangun ponpes pertama di negara tersebut.

“Ini obsesi dan gagasan yang sangat mulia, mengingat Amerika Serikat sebagai negara adidaya, belum pernah memiliki ponpes,” kata Ketua DPP MAJT Prof KH Noor Ahmad MA kepada pers, Senin (20/8/2018).

Menurutnya, atas fenomena tersebut maka khotbah Dr Syamsi Ali bakal menjadi referensi yang sangat penting bagi MAJT dan belasan ribu jamaah yang bakal memadati masjid tersebut. Tentu akan mengupas kehidupan Islam di Amerika Serikat serta pola dakwah yang dilakukan, sehingga kehadirannya dapat diterima oleh masyarakat Amerika, bahkan kini menjadi imam besar yang mengelola Islamic Centre di New York.

Kini, membangun ponpes di Amerika bukan obsesi lagi tapi mendekati final. Tanah sudah dimiliki seluas 7.500 meter persegi dan kini sedang gencar menghimpun dana dari tanah air. Ada nilai politis yang strategis dari pembangunan ponpes ini, yakni sebagai sarana memperkenalkan corak muslim Indonesia yang ramah, santun, memiliki toleransi tinggi, yang jauh dari kekerasan apalagi menjadi teroris kepada warga Amerika.

Menurut Prof Noor Ahmad, hal tersebut sebagai sarana penting untuk mengubah imej warga Amerika tentang Islam yang dipersepsikan sebagai simbol kekerasan, radikal hingga terorisme. “Pandangan tersebut akan cepat berubah bila masyarakat Amerika mengenal pesantren ala Indonesia yang menerapkan Islam dengan pola dakwah wasathiyyah atau rahmatan lil alamin,” jelasnya.

Dijelaskan, usai salat Id, dilakukan penyembelihan hewan kurban yang kini terkumpul belasan sapi. Mendekati hari H, diperkirakan terus bertambah. Sapi kurban antara lain dari Presiden Jokowi, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Pangdam IV/Diponegoro, Kapolda Jateng Irjen Condro Kirono, Walikota Semarang Hendar Prihadi, dan lainnya. (suarabaru.id/sl).