blank
Kepala Bidang Pendapatan BPKAD Kota Magelang, Wikan Kanugroho (kanan) bersama Wakll Wali Kota Windarti Agustina dan kepala BPKAD, Larsita (kiri), (Suarabaru.id/dok)

MAGELANG- Aplikasi ‘Si Bahenol’ (Sistem Informasi Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan Secara Online) milik Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Magelang, terpilih masuk 10 besar inovasi terbaik Jawa Tengah. Terkait penghargaan itu, Wakil Wali Kota Magelang Windarti Agustina meminta, penghargaan yang diperoleh diharapkan bisa lebih menyemangati Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lain di Kota Magelang untuk membuat inovasi-inovasi baru. ‘’Ke depan diharapkan pelayanan publik dapat lebih baik, transparan, cepat, dan mudah. Apalagi Si Bahenol ini bisa diakses secara online,’’ katanya usai menerima penghargaan yang diserahkan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, di Pemalang, Sabtu (18/8).

Seperti diketahui, sebelumnya aplikasi Si Bahenol masuk 20 besar inovasi terbaik bersama dengan aplikasi ‘Pak Waris’ milik oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil). Namun aplikasi Pelayanan Akta Kematian lewat Whatsapp dan Gratis (Pak Waris) tidak lolos seleksi pada tahapan presentasi yang dilaksanakan di Provinsi Jawa Tengah, 2 Agustus 2018. ‘’Kami sangat bangga dengan diraihnya penghargaan Best 10 Pelayanan Publik oleh BPKAD Kota Magelang dengan produk unggulan Si Bahenol,’’ tambah Windarti.

Orang nomor dua di Kota Magelang itu juga meminta BPKAD untuk terus meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
‘’Jangan berpuas diri. Meraih penghargaan 10 terbaik harus bisa lebih ditingkatkan lagi,’’ pintanya.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengucapkan selamat kepada para penerima penghargaan 10 besar inovasi terbaik Jawa Tengah. ‘’Selamat untuk para penerima. Terima kasih kepada bupati/wali kota yang mempunyai tanggung jawab penuh di wilayah masing-masing untuk membereskan berbagai masalah ,’’ tegasnya.

Kepala Bidang Pendapatan BPKAD Kota Magelang, Wikan Kanugroho menambahkan, penghargaan yang diperoleh merupakan hasil dari kerja keras bersama. ‘’Karena ini kompetisi, ada inovatornya, ada pendukungya. Semuanya adalah kerja bersama,’’ tuturnya.

Dia menjelaskan, aplikasi Si Bahenol merupakan satu dari 229 inovasi yang mengikuti Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) tingkat Provinsi Jawa Tengah. Jumlah tersebut selanjutnya mengikuti proses tahapan penyaringan hingga menjadi 170, kemudian mengerucut menjadi 20 besar.
‘’Kami masuk 20 besar bersama aplikasi Pak Waris Disdukcapil. Setelah melalui presentasi di hadapan tim juri independen, yang lolos hanya Si Bahenol. Tim pun sempat melakukan verifikasi ke lapangan untuk tahapan seleksi 10 besar,’’ ungkapnya.

Dia berharap, aplikasi ini ke depan bisa diintegrasikan dengan Kantor Pertanahan maupun Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kota Magelang.
‘’Karena aplikasi ini berbasis internet, maka saat berkas Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) bisa kita selesaikan, validasinya bisa diselesaikan di Kantor Pertanahan tanpa berkas manual,’’ terangnya. (Suarabaru.id/dh)