blank
Sebanyak 70 siswa SMK Negeri 1 Jatiroto, Kabupaten Wonogiri, tampil menjadi Paskibra. Termasuk kuartet pemanggul 'senjata' pengawal personel pembawa baki wadah bendera.(suarabaru.id/bp)

WONOGIRI – Letusan kembang api bertubi-tubi di langit,beserta raungan bunyi sirine dan klakson mobil berkepanjangan, Jumat (17/8), ikut menandai peringatan detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) Tahun 2018 di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri. Upacara digelar di Lapangan Jatiroto (40 Kilometer arah timur Kota Wonogiri), menampilkan inspektur upacara Camat Andika Krisnayana.
Hadir pula Danramil Kapten (Inf) Sriyono dan Kapolsek Iptu Unggul Tri Wasisto. Tampil menjadi Komandan Upacara Aiptu Gunawan dan Perwira Upacara Aipda Wardaya. Hadir pula dua Anggota DPRD Wonogiri yang berdomisili di Kecamatan Jatiroto, Suparmo dan Jati Waluyo, para pimpinan dinas dan instansi tingkat kecamatan, para Kepala Sekolah (Kasek) bersama para guru, para Kepala Desa (Kades) dan Lurah, para pimpinan Parpol dan para pejuang serta tokoh masyarakat dan tokoh agama. Upacara juga menyertakan peleton Korpri, Banser, Senkom, pelajar SLP dan SLA, barisan bela diri dari berbagai perguruan, perangkat desa dan warga masyarakat.
Drum band pelajar dari 4 sekolah, tampil melakukan display dengan membawakan aneka lagu perjuangan. Untuk Kecamatan Jatiroto, Paskibra sepenuhnya dilakukan oleh generasi muda, yakni menampilkan 70 siswa dari SMK Negeri 1 Jatiroto. ”Semuanya siswa SMK Negeri 1 Jatiroto,” ujar Kasek SMK Negeri 1 Jatiroto, Gunarsi didampingi Wakasek Kesiswaan Maryono dan Pembina Osis Bahrudin. Termasuk kuartet pemanggul ‘senjata’ pengawal pembawa baki tempat bendera. Personel Paskibra pembawa baki bendera saat upacara pengibaran pagi dipercayakan kepada Ana Septiana, dan pada sore hari saat penurunan bendera dilakukan Vina Ayu Lestanti. Trio pengibar bendera terdiri atas Afif, Rizki dan Robet.
Seperti dilakukan oleh semua inspektur upacara di wilayah Provinsi Jateng, Camat Andika Krisnayana, tampil membacakan sambutan tertulis Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, yang antara lain menyebutkan, tujuh belas Agustus bukan sekedar resik-resik kampung, lomba balap karung, pawai keliling kota atau kegiatan lainnya. Kegiatan tersebut, menunjukkan kepada kita betapa bangga dan cintanya rakyat kepada Ibu Pertiwi, kebersamaan dan persaudaraan keikhlasan dan kebersahajaan, tampak jelas dari raut wajah mereka. Oleh karena itu, sedih rasanya dan sungguh tidak rela kalau diantara anak-anak bangsa, masih ada yang saling menebar rasa benci fitnah dan saling menjelekkan serta membuat dan menyebarkan hoax.
Upacara penurunan bendera, Jumat sore (17/8), dimeriahkan dengan persembahan aubade para pelajar yang menyanyikan lagu-lagu perjuangan. Demikian halnya yang terjadi di Stadion Pringgondani Wonokarto, Wonogiri, tempat yang dipakai untuk kegiatan upacara tingkat Kabupaten Wonogiri. Tampil menjadi inspektur upacara penurunan bendera, Dandim 0728 Wonogiri Letkol (Inf) M Heri Amrulloh.(suarabaru.id/bp)