blank
Api kebakaran hutan rakyat dan hutan negara di Lingkungan Pancuran, Kelurahan Kaliancar, Kecamatan Selogiri, Wonogiri, meluas ikut memusnahkan rumah peternakan ayam.(suarabaru.id/bp)

WONOGIRI – Terjadi lagi kebakaran hutan di Kabupaten Wonogiri. Api diketahui berkobar Rabu sore (15/8), di areal hutan rakyat milik Sumarno (56) di Lingkungan Pancuran RT 2/RW 6, Kelurahan Kaliancar, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri. Dipicu oleh adanya tiupan angin kencang, kobaran api meluas membakar hutan negara milik Perhutani dan membakar rumah peternakan ayam yang lokasinya berdekatan dengan hutan rakyat milik Sumarno.
Warga masyarakat yang mengetahui kebakaran ini, segera melaporkan ke pamong desa dan meneruskannya ke relawan siaga bencana. Laporan kebakaran hutan ini, kemudian diteruskan ke Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonogiri, dan ke Kantor Unit Pengelola Teknis (UPT) Pemadam Kebakaran (Damkar) Pemkab Wonogiri.
Kepala BPBD Kabupaten Wonogiri, Bambang Haryanto, menyatakan, tidak ada korban jiwa maupun korban hewan yang tewas dalam kebakaran tersebut. Penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan petugas. Tapi diduga dari api pembakaran sampah dan rumput kering di pinggiran hutan rakyat. Karena ada tiupan angin, api berkobar meluas membakar kawasan hutan rakyat milik Sumarno seluas sekitar 3 Hektare (Ha). Pemilik hutan tidak berada di lokasi, karena berumah di Desa Nglengking, Kecamatan Bulu, Kabupaten Sukoharjo, yang letaknya jauh dari areal hutan rakyat yang dimilikinya tersebut.
Karena kobaran api yang membakar areal hutan rakyat milik Sumarno tidak juga segera dipadamkan, dan ada tiupan angin kencang, menjadikan nyala api meluas membakar hutan negara milik Perhutani. Yakni hutan negara di Petak 26-A Resort Pemangkuangan Hutan (RPH) Pulosari Badan Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKBH) Wonogiri. ”Untuk areal hutan negara yang terbakar, luasnya sekitar satu hektare,” jelas Bambang Haryanto.
Kobaran api, disamping membakar rumput dan tanaman semak belukar, juga membakar tanaman tegakan (pohon inti) hutan berupa Pohon Jati dan Sengon. Warga masyarakat yang tak kuasa untuk memadamkannya, menjadikan nyala api merembet ikut membakar rumah peternakan ayam yang berada di dekat hutan itu. Yakni rumah kandang ayam milik Sumarno, yang sudah tidak lagi digunakan beternak ayam. Taksir kerugian kebakaran pada rumah bekas kandang ayam tersebut mencapai sekitar Rp 12,5 juta.
Upaya pemadaman terkendala karena di lokasi tidak tersedia air. Para personel Tim Reaksi Cepat (TRC) dari BPBD Kabupaten Wonogiri bersama relawan siaga bencana dari Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Wonogiri serta petugas Perhutani, personel Koramil dan Polsek, bersama pamong desa dan masyarakat, melakukan pemadaman dengan menggunakan alat manual. Yakni tongkat pentungan, gepyok dan parang serta sabit, serta membuat ilaran (celah) dalam upaya melokalisasi agar api tidak makin meluas. ”Kami membantu pemadaman dengan menurunkan dua unit mobil Damkar,” tegas Kepala UPT Damkar Pemkab Wonogiri, Joko Santosa. Bersamaan itu, juga mendapatkan bantuan mobil Damkar dari Pemkab Sukoharjo. Lokasi yang dapat dijangkau dari selang air mobil Damkar, dapat segera disemprot dalam upaya percepatan pemadaman.