blank

“Andalah yang harus memutuskan  Apakah anda akan melakukannya atau mengabaikannya Andalah yang akan menentukan Apakah anda akan memimpin atau tetap tinggal di belakang Apakah anda akan mencoba meraih tujuan yang lebih tinggi Atau hanya puas berada ditempat anda saat ini.

-Edgar Albert Guest-

blank
Sekda Jateng Dr Ir Sri Puryono

Kepemimpinan Dimulai dari Diri Sendiri

Setiap orang dilahirkan sebagai pemimpin. Kepemimpinan merupakan fitrah kita sebagai manusia. Kepemimpinan  merupakan sebuah amanah dari Tuhan yang suatu ketika harus dipertanggungjawabkan. Leadership is action, not position. Oleh karena itu, siapapun, kapanpun, dimanapun dan apapun jabatan anda, anda adalah seorang pemimpin, paling tidak anda memimpin diri sendiri.

Kepemimpinan bukan semata-mata memimpin Negara, memimpin provinsi, memimpin perusahaan, memimpin mahasiswa di kampus. Kepemimpinan adalah persoalan mengenai diri kita sendiri yang tercermin dari perilaku kita sehari-hari.

Ada tiga hal yang perlu dilakukan untuk menumbuhkan kepemimpinan :

Pertama, menyadari bahwa nasib anda berada di tangan anda sendiri. Andalah sutradara bagi kehidupan anda.

Kedua, Anda harus menuliskan skenario atau rancangan kehidupanmu. Andalah yang paling tahu mana yang penting, yang tidak penting dalam hidup ini serta memilih nilai-nilai yang akan anda jalankan dalam hidup.

Ketiga, menulis scenario tidak cukup, anda harus menjalankan skenario  tersebut.

Dalam melakukan ketiga hal tersebut, anda harus mampu memimpin diri anda sendiri. “Memimpin diri sendiri adalah syarat  untuk memimpin orang lain”(filsuf tiongkok, Confucius 551-479 SM).Proses mencari kepemimpinan tersebut tentu tidak mudah. Proses tersebut harus dijalani hari per hari. Menumbuhkan kebiasaan baik dan mengembangkannya menjadi karakter. Untuk itu tidak ada cara yang cepat, kepemimpinan tidak bisa dikarbit, tetapi harus dijalani tahap demi tahap.

Untuk menjadi sadar akan kadar kepemimpinan tersebut, ada tiga hal yang harus dimiliki, yaitu self-understanding, self – awareness dan self-control.

Dimulai dengan self-understanding (pemahaman diri). Untuk menjadi pemimpin, harus dimulai dengan sadar siapa diri anda sebenarnya. Seperti yang dikatakan Socrates “Kenalilah dirimu”. Atau senada dengan pernyataan tersebut, Nabi Muhammad SAW mengatakan, ”siapa yang mengenali dirinya akan mengenali Tuhannya”

Untuk itu, kita perlu memikirkan pertanyaan-pertanyaan mendasar : Siapa kita? Untuk apa kita hidup? Dari mana kita berasal? Kemana kita akan pergi?

Langkah kedua adalah self-awareness (kesadaran diri), sadar akan perasaan sendiri. Untuk menjadi pemimpin, anda harus memiliki Emotional Literacy, melekemosi. Anda harus mengenali dan mengidentifikasi perasaan apapun yang sedang dirasakan. Untuk dapat mengenali perasaan tersebut, kita perlu senantiasa  memisahkan diri kita dengan emosi yang kita rasakan. Kita bukanlah emosi kita. Kita adalah kita. Kita tidak berubah, sebaliknya emosi berubah setiap saat. Penyadaran semacam ini menyadarkan bahwa kita sebenarnya lebih kuat dari emosi. Kita bisa mengatur emosi sesuai dengan kemauan kita.

Langkah ketiga adalah self –control(penguasaan diri). Artinya sadar sepenuhnya akan apa yang akan dilakukan. Seorang pemimpin menyadari bahwa ia tidak mampu mengontrol stimulus yang masuk, tetapi ia selalu mampu mengontrol respons yang ia berikan. Dengan demikian ia tidak akan membiarkan perasaan dan emosinya mengendalikan keputusannya.

Menjadi pemimpin adalah pilihan, ”Leadership is a choice”.Kata kuncinya adalah pilihan. Begituanda  menyadari bahwa anda  memiliki pilihan, seketika itu juga anda akan berubah menjadi seorang leader (pemimpin).

Pada suatu hari seorang petani menemukan telur  elang didekat kandang ayamnya. Karena tidak mengetahui telur apa yang dipegangnya, petani tersebut menempatkan telur tersebut bersama telur ayam yang sedang dierami induknya. Setelah menetas, elang kecil itu hidup dan berperilaku persis seperti anak-anak ayam karena ia mengira bahwa dirinya memang anak ayam.

Suatu hari, ia melihat seekor elang yang dengan gaga terbang mengarungi angkasa “wow luar biasa! Siapa itu?. “itu lah Elang, raja segala burung!.” Sahut ayam-ayam disekitarnya. “Kalau saja kita bias terbang ya? Luar biasa”, kata si elang kecil.

“Ah, jangan mimpi, dia adalah mahluk angkasa, sedang kita hanya makhluk bumi. Kita hanya ayam”

Menyakini dirinya hanya ayam, akhirnya elang itu makan, minum, menjalani hidup dan akhirnya mati sebagai seekor ayam.

Inilah perumpamaan apabila manusia yang terkungkung oleh paradigmanya sendiri dan tidak menyadari bahwa ia memiliki begitu banyak pilihan dalam hidupnya.

Bagaimana kalau anda sedang berada dalam kemacetan lalu lintas yang parah? Apakah anda masih punya pilihan. Tentu saja, anda mungkin tidak bias kemana-mana, tidak bisa mengusahakan agar jalanan menjadi lancar, tetapi anda masih dapat memilih tindakan anda.

Anda dapat mengomel tak karuan, menyesali kondisi, marah, menyesal telah melewati jalan tersebut. Namun dapat juga memiliki alternatif lain. Tetapi ada yang memilih untuk berzikir sambil menunggu kemacetan, ada yang digunakan untuk menikmati musik-musik yang indah, ada yang memilih belajar bahasa mandarin melalui kaset dan lain-lain.

Hidup ini merupakan serangkaian pilihan yang membawa kabar baik dan kabar buruk sekaligus. Kabar baiknya adalah bahwa kita senantiasa dapat memilih apapun yang kita lakukan. Kabar buruknya adalah bahwa segala tindakan tersebut memiliki konsekuensi yang sayangnya tidak dapat kita atur.

Pendidikan Kepramukaan

Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukankepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak muliapramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilaikepramukaan.

Gerakan pramuka bertujuan untuk membentuk setiappramuka agar memiliki kepribadian yang beriman,bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum,disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, danmemiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalammenjaga dan membangun Negara Kesatuan RepublikIndonesia, mengamalkan Pancasila, serta melestarikanlingkungan hidup.

Gerakan Pramuka berfungsi sebagai penyelenggara pendidikan nonformal diluar sekolah dan di luar keluarga sebagai wadah pembinaan sertapengembangan kaum muda dilandasi Sistem Among, Prinsip Dasar danMetode Kepramukaan

Metode Kepramukaan adalah metode belajar interaktif dan progresif yangdilaksanakan melalui:

  1. pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
  2. belajar sambil melakukan;
  3. kegiatan berkelompok, bekerjasama, dan berkompetisi;
  4. kegiatan yang menarik dan menantang;
  5. kegiatan di alam terbuka;
  6. kehadiran orang dewasa yang memberikan bimbingan, dorongan, dan
  7. dukungan;
  8. penghargaan berupa tanda kecakapan; dan h. satuan terpisah antara
  9. putra dan putri;

Dalam menjalankan Metode Kepramukaan digunakan Sistem Among dan Kiasan Dasar.Sistem Among merupakan proses pendidikan kepramukaan yangmembentuk peserta didik agar berjiwa merdeka, disiplin, dan mandiri dalamhubungan timbal balik antarmanusia.Sistem Among dilaksanakan dengan menerapkan prinsip kepemimpinan:

  1. di depan menjadi teladan;
  2. di tengah membangun kemauan; dan
  3. di belakang mendorong dan memberikan motivasi kemandirian

Jadi ciri utama Gerakan Pramuka adalah pendidikan kepramukaan yang berbasis pada belajar Sambil Melakukan (learning by doing), di alam terbuka denganpola berkelompok melalui ketrampilan yang menarik dan menyenangkan. Ciri itulah yang menjadi pembeda dengan lembaga atau organisasi lain dalam menangani pendidikan.

Pendidikan Kepramukaan dan Ketrampilan Abad 21

Menghadapi tantangan dan kebutuhan di Abad 21, abad di mana dunia berkembang dengan sangat cepat dan dinamis. Penguasaan keterampilan abad 21 sangat penting, ketrampilan tersebut merupakan softskill yang pada implementasi keseharian, jauh lebih bermanfaat ketimbang sekadar pengusaan hardskill.

Ketrampilan tersebut adalah 4C (Communication, Collaboration, Critical Thinking and Problem Solving, dan Creativity and Innovation).

  1. Communication (komunikasi)

Komunikasi adalah sebuah kegiatan mentransfer sebuah informasi baik secara lisan maupun tulisan. Namun, tidak semua orang mampu melakukan komunikasi dengan baik. Terkadang ada orang yang mampu menyampaikan semua informasi secara lisan tetapi tidak secara tulisan ataupun sebaliknya.

  1. Collaborative (kolaborasi)

Adalah kemampuan berkolaborasi atau bekerja sama, saling bersinergi, beradaptasi dalam berbagai peran dan tanggungjawab; bekerja secara produktif dengan yang lain; menempatkan empati pada tempatnya; menghormati perspektif berbeda. Kolaborasi juga memiliki arti mampu menjalankan tanggung jawab pribadi dan fleksibitas secara pribadi, pada tempat kerja, dan hubungan masyarakat; menetapkan dan mencapai standar dan tujuan yang tinggi untuk diri sendiri dan orang lain; memaklumi kerancuan.

  1. Critical thinkingand Problem Solving (berpikir kritis dan pemecahan masalah).

Adalah kemampuan untuk memahami sebuah masalah yang rumit, mengkoneksikan informasi satu dengan informasi lain, sehingga akhirnya muncul berbagai perspektif, dan menemukan solusi dari suatu permasalahan. Critical thinking dimaknai juga kemampuan menalar, memahami dan membuat pilihan yang rumit; memahami

interkoneksi antara sistem, menyusun, mengungkapkan, menganalisis, dan menyelesaikan masalah.

  1. Creativity and Innovation (Kreativitas dan inovasi)

Adalah kemampuan untuk mengembangkan, melaksanakan, dan menyampaikan gagasan-gagasan baru kepada yang lain; bersikap terbuka dan responsif terhadap perspektif baru dan berbeda.

Kreativitas juga didefinisikan sebagai kemampuan seseorang dalam menciptakan penggabungan baru. Kreativitas akan sangat tergantung kepada pemikiran kreatif seseorang, yakni proses akal budi seseorang dalam menciptakan gagasan baru. Kreativitas yang bisa menghasilkan penemuan-penemuan baru (dan biasanya bernilai secara ekonomis) sering disebut sebagai inovasi.

Dengan ciri utama bahwa segala aktifitas dalam pendidikan kepramukaan berbasis pada belajar sambil melakukan(learning by doing), apalagi kegiatan kepramukaannya dikemas secara menarik dan menantang akan memunculkan kesan yang mendalam, anggota pramuka akan ingat terus dan kesan itu akan terpatri dalam dirinya.

Untuk itu kegiatan kepramukaan yang dilakukan di Gudep yang berpangkalan di Unnes ini, dimulai dari OKPT tahun 2018 ini, Penerimaan anggota Baru, Latihan rutin di gusgus latih/ pangkalan, Proses uji Kecakapan (SKU dan SKK), pelantikan, kegiatan peningkatan ketrampilan dan kecakapan maupun kegiatan bakti masyarakat harus dikemas sedemikian rupa agar anggota pramuka secara utuh dan menyeluruh memahami apa yang dilakukan. Tujuannya apa, siapa yang berkegiatan, dimana, kapan, mengapa begitu dan bagaimana melakukannya. Sehingga anggota pramuka merasakan langkah-langkah : Melakukan – Berbagi – Mengalami – Mengaitkan dengan pengalaman nyata -Menerapkan dalam situasi yang berbeda.

Jika hal tersebut dilakukan secara terus menerus dalam setiap kegiatan kepramukaan, niscaya ketrampilan-ketrampilan berkomunikasi, berkolaboprasi, berfikir kritis, memecahkan masalah serta berinovasi akan dimiliki oleh mahasiswa yang mengikuti kegiatan kepramukaan dengan benar.

Selain itu bakat kememimpinannya akan terasah hari demi hari seiring dengan aktifitas kepramukaan serta aktifitas kemahasiswaan lain yang diikutinya. Salam Pramuka.(suarabaru.id/ Dr. Ir. Sri Puryono, KS, MP/ Sekda Provinsi Jawa Tengah)