blank
TIDAK MISKIN : Kepada Bupati Blora. H. Djoko Nugroho, perwakilan KPM PKH yang meyatakan mandiri, dan keluarganya tidak tidak lagi. Foto : Wahono/

BLORA – Puluhan keluarga miskin  yang tercatat dalam Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) di Kabupaten Blora menyatakan sudah  mandiri. Mereka menyatakan sudah tidak miskin lagi.

Pernyataan menjadi keluarga mandiri itu disampaikan langsung kepada Bupati Blora H. Djoko Nugrho, dan Wakil Bupati H. Arief Rohman di sela-sela rakor penanggulangan kemiskinan Kabupaten Blora tahun 2018.“Tentu Pemkab memberi apresiasi kepada 44 KPM mandiri tersebut,” kata Kabag Humas Setda Blora, Haryanto, Kamis (9/8).

Menurut Haryanto, pernyataan menjadi keluarga mandiri itu berlangsung di pendapa Kabupaten Blora saat rakor penanggulangan kemiskinan, pada Rabu (8/8), selanjutnya Bupati memberi piagam penghargaan  kepada mereka.

Piagam penghargaan 44 KPM PKH Mandiri diserahkan Bupati Blora di hadapan Kepala Advokasi Daerah Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Republik Indonesia, Dr. Muhammad Arif Tasrif.

“Terus terang saya malu, dan tidak pantas lagi menerima bantuan sosial, keluarga saya merasa tidak miskin lagi,” ungkap salah satu KPM PKH Mandiri, Kunarwati pada Bupati Djoko Nugroho.

Merasa Malu

Kunarwati menambahkan, keluarganya tidak lagi punya hutang, sudah punya sawah sendiri, kini bisa bertani dan suaminya bekerja sebagai tukang kayu.

Hal yang sama juga disampaikan Kartini. Dia mengaku keluarganya sudah tidak pantas lagi menerima bantuan PKH, usaha tani dan kerja sampingan bersama suminya sudah dirasa cukup.

“Alhamdulillah usaha keluarga saya lancar, sudah cukup, maka mulai hari ini mundur dari penerima KPM PKH,” ungkapnya kepada Bupati Blora.

Mendengar beberapa perwakilan KPM PKH mandiri ini, Bupati mengaku bangga, dan senang  karena para KPM telah sadar serta jujur tentang kemampuan ekonominya.

Mendengar pengakuan jujur warga Blora, Kepala TNP2K Republik Indonesia, Dr. Muhammad Arif Tasrif, juga mengaku sangat bangga, karena di Blora ada anggota PKH yang mundur lantaran sudah merasa mampu.

“Kami bangga, dan ini contoh warga yang luar biasa jujurnya,” tandas Muhammad Arif Tasrif.

Terpisah koordinator PKH Kabupaten Blora, Rohim, menjelaskan dari 44 KPM yang mundur, terbanyak dari Kecamatan Bogorejo sembilan KPM mandiri, disusul Kecamatan Todanan delapan KPM. Kecamatan lain, Kedungtuban, Cepu dan Banjarejo masing-masing enam KPM, Kecamatan Ngawen, Jati, Sambong, Kunduran dua KPM, Kecamatan Japah satu KPM.(suarabaru.id/Hn)