blank
Menyambut kunjungan rombongan pecinta batik Indonesia ''Sekar Jagad'', para pengrajin batik yang dikoordinir Dekranasda Wonogiri, menggelar pameran Batik Wonogiren. Ikut serta pameran, Batik TSP dari Kecamatan Tirtomoyo, Wonogiri.(suarabaru.id/bp)

WONOGIRI – Gusti Bandara Pangeran Haryo (GBPH) Prabu Kusumo, menegaskan, bila bangsa Indoensia tidak menjaga dan melestarikan, batik diambil Malaysia. Sebagai potensi budaya nasional peninggalan leluhur yang sudah berlanjut secara turun-temurun, bangsa Indonesia berkewajiban menjaga dan melestarikan kerajinan batik, untuk sekaligus bersikap mencintainya. ”Sebab bila tidak dijaga dan tidak dicintai serta dilestarikan, kita takut kalau batik diambil oleh negara Malaysia,” tandasnya.
Demikian ditegaskan GBPH Prabu Kusumo, Kamis (2/8), saat memimpin rombongan komunitas pecinta batik Indonesia yang tergabung dalam Paguyuban ‘Sekar Jagad,’ yang melakukan kunjungan ke Kabupaten Wonogiri. Mereka diterima langsung sebagai tamu Pemkab Wonogiri, di pendapa kabupaten dan disambut dengan pameran Batik Wonogiren bersama gelar promosi aneka produk unggulan daerah. Pameran digelar oleh Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Wonogiri pimpinan Ny Verawati Joko Sutopo (istri Bupati Wonogiri), bersama para pengrajin batik dan produsen produk unggulan daerah serta Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi (Diperindagkop) Kabupaten Wonogiri. Ikut hadir istri Dandim Ny Fara Heri Amrulloh bersama para istri Forkompinda Wonogiri.
Rombongan ‘Sekar Jagad’ disambut dengan hiburan tari prajurit ”Kridhaningtyas” oleh para penari wanita dari Lembaga Pendidikan Ketrampilan (LPK) ”Sekar Melati” Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri. Para tamu, juga disuguhi aneka macam makanan tradisional berbahan singkong dan beras ketan, seperti gatot, getuk, sawut, tiwul dan centil. Sebelum singgah di Pendapa Kabupaten Wonogiri, rombongan pecinta batik Indonesia ”Sekar Jagad” ini, lebih dulu mengunjungi Kampung Wayang di Desa Kepuhsari, Kecamatan Manyaran (40 Kilometer arah barat daya Kota Wonogiri).

Sekda Wonogiri, Suharno, dalam sambutannya menyatakan terima kasih atas kunjungan rombongan Pecinta Batik Indonesia ”Sekar Jagad” ke Wonogiri. ”Kami berharap melalui kunjungan ini, kepada para pengrajin dapat diberikan bimbingan tentang proses untuk memaksimalkan produksi. ”Agar Batik Wonogiren yang memiliki ciri khas gurat pecah, dapat menjadi produk unggulan yang disukai konsumen, supaya pengrajinnya dapat memperoleh peningkatan kesejahteraan,” ujar Sekda Suharno.
Sebagai Ketua I Paguyuban Pecinta Batik Indonesia ‘Sekar Jagad,’ GBPH Prabukusuma yang akrab disapa dengan panggilan Gusti Prabu ini, minta kepada para pengrajin batik tulis di Kabupaten Wonogiri, agar dalam membuat batik dilakukan secara totalitas, supaya menghasilkan produk berkualitas, halus, tahan lama dan harga jualnya mahal. Para pengrajin perlu mengembangkan inovasi dan kreativitas, untuk mencipta karya-karya baru. ”Hal ini penting untuk dilakukan, dalam upaya menjaga dan melestarikan batik, sebagai karya budaya bangsa Indonesia,” tegasnya. Gusti Prabu menyarankan agar kecakapan membatik diajarkan kepada para siswa di sekolah. Kepada para siswa ditanamkan rasa bangga ketika memakai batik buatannya sendiri. Bersamaan itu, juga perlu dipikirkan untuk pendirian museum batik. Ikut memberikan sambutan, Bupati Wonogiri Joko Sutopo.(suarabaru.id/bp)