blank
Ketua BKAI Sendangmulyo Drs KH Taufiqurrohman (kiri) saat mematangkan persiapan pengukuhan

SEMARANG– Badan Koordinasi Amalam Islam (BKAI) Kelurahan Sendangmulyo hasil bentukan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) akan dikukuhkan Sabtu (4/8/2018), di Masjid Al Fatah, Jalan Klipang Raya, Semarang.

Badan ini dipersiapkan antara lain untuk mengadang penetrasi gerakan paham radikalisme-terorisme sekaligus bahaya narkoba.

“Kami berkeyakinan badan ini sebagai kekuatan yang efektif untuk membentengi masyarakat dari gerakan paham radikal-terorisme, narkoba serta multikejahatan lainnya. Sekaligus sebagai sarana yang efektif pula untuk memberdayakan kelembagaan ketakmiran masjid dan musala di seluruh Sendangmulyo,” tegas Ketua LPMK Sendangmulyo, Isdiyanto Isman kepada pers, Rabu (1/8/2018).

Menurut Isdiyanto, pengukuhan rencananya akan dihadiri Walikota Semarang Hendar Prihadi, Kapolrestabes dan Dandim 0733/BS Semarang, serta para pejabat Forkompim Kecamatan Tembalang. BKAI terbentuk pada 13 Juli 2018 yang difasilitasi Plt Kepala Kelurahan Sendangmulyo, Nuridin SE.

Radikalisme-terorisme dan narkoba, katanya, keduanya masuk kategori Extra Ordinary Crime atau kejahatan yang memerlukan penanganan khusus, yang tidak bisa hanya mengandalkan kekuatan aparat keamanan, sehingga dibutuhkan keterlibatan aktif masyarakat.

“BKAI berperan pada posisi sebagai unsur masyarakat dengan lebih menonjolkan aspek pencegahan bukan penindakan,” tambah Isdiyanto yang juga Koordinator Bidang Media Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Tengah serta Sekretaris Gerakan Nasional Anti Narkoba (Ganas Annar) MUI Jawa Tengah.

Ketua BKAI Sendangmulyo Drs KH Taufiqurrohman MSi yang juga pengurus Komisi Dakwah MUI Jawa tengah menegaskan, siap untuk memaksimalkan peran dan fungsi BKAI tersebut. Saatnya masyarakat dioptimalkan dalam menanggulangi radikalisme-terorisme dan penyalahgunaan narkoba.

Di luar extra ordinary crime tersebut, BKAI berperan untuk menguatkan ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathoniyah dan insyaniyah serta menyelaraskan pola dakwah berciri wasathiyyah (moderat).

Hal tersebut penting, mengingat masjid dan mushola di tengah kehidupan yang makin kompleks ini memiliki peran dan tanggung jawab yang semakin luas, vital dan signifikan.

Tempat ibadah ini fungsi kesehariannya tidak lagi sebatas untuk penyelenggaraan salat rawatib lima waktu maupun pengajian hari-hari besar Islam semata, namun dituntut untuk lebih dari itu.

BKAI akan dijadikan ajang silaturahim dan koordinasi antarpengurus takmir agar mampu membentengi masyarakat dari ancaman multikejahatan sekaligus memiliki keseragaman dan komitmen untuk melaksanakan pola dakwah yang menyejukkan masyarakat.

“Dengan begitu akan terbangun peran dan kontribusi yang signifikan dari potensi masjid-mushola di kelurahan Sendangmulyo dalam membina dan melindungi umat,” tegasnya. (suarabaru.id/sl)