blank
ATRI : Antrian truk tebu rakyat di Pabrik Gula PT GMM Bulog Blora, pemandangan sehari-hari sejak dua bulan lalu. Foto : Hn

BLORA – Penerapan tehnologi baru dan kerja keras jajaran Pabrik Gula PT GMM Bulog di Desa Tinapan, Kecamatan Todanan, Blora, berbuah positif. Prestasi terbaru dan terbaik, adalah raihan rendemen terbaik nasional yang kini masuk angka 9,2 sampai 9,5 persen.

Data PG lain di Indonesia, rendemennya masih di angka 5, 6, dan 7 persen. Padahal dengan rendemen tinggi, keuntungan petani juga tinggi.Tidak hanya rendemen, kualitas gulanya juga terbaik dan sehat, karena zero kandungan belerang.

“Rendemen kami terbaik nasional, sudah hampir mendekati 10 persen,” beber General Manager (GM) PG GMM, Bambang Subekti, Selasa (31/7).

Bambang Subekti, menjelaskan PG GMM Bulog adalah PG modern dan terintegrasi.

Sejauh ini, lanjutnya, pemasuk tebu terbesar masih tebu rakyat petani luar Blora, terbanyak dari Jawa Timur.

Tebu rakyat yang masuk GMM saat ini terbanyak dari Ngawi, Madiun, dan Bojonegoro, agar PG bisa beroperasi lebih dari 150 hari.Sebagian lagi, lanjut Bekti, tebu rakyat petani Grobogan, Pati, Rembang dan sekitarnya.

“Saat ini, petani Blora hanya suplai 40 persen tebu ke GMM,” jelas GM PG PT GMM Bulog.

6.000 TCD

Bambang Subekti membeber kondisi perusahaannya saat jadi nara sumber dalam rapat koodinasi pengkajian masalah-masalah strategis daerah di Jateng, digelar di Hotel ARRA Cepu, Senin-Selasa (30-31/7).

Diakuinya, lahan tebu di Blora baru sekitar 4.000 hektar, sementara kebutuhan PG lebih dari 10.000 hektar. Padahal, kapasitas giling PG GMM Bulog hanya dimanfaatkan 4.000 ton dari kapasitas 6.000 ton (TCD).

Dibeber Bekti, bahwa tebu itu membawa kandungan air 80 persen masuk PG, ini sesuatu yang terjadi di semua PG.

Namun berkat tehnologi terbaru yang dimiliki PG GMM Bulog, air dari tebu diolah dan diseterilkan untuk keperluan operasional mesin-mesin pabrik.

“Terbuka saja, PG di Blora ini paling unggul di Indonesia,” jelasnya.

Perlu diketahui juga, PG GMM Bulog jadi obyek studi banding manajemen PG di Indonesia, karena prestasi pengelolaan sampai rendemen terbaik itu.

Diberitakan sebelumnya, PG GMM Bulog optimis di tahun prestasi (2018) merealisasi target 600.000-an ton giling tebu. Target lainnya, penerapan tehnologi dan innovasi baru meningkatkan randemen tebu mencapai angka 10.

cara laian, manajemen PT GMM Bulog memotivasi karyawan dan petani, dengan mengusung slogan “tiada hari tanpa perbaikan (GMM Improvement Everyday),” terang Bambang Subekti didamlingi Totong Ariwanto.

“PT GMM Bulog sangat yakin, di tahun prestasi ini bisa merealisasi target giling 600.000 ton tebu,” tandasnya.

Bekti menambahkan, jika rendemen ke angka 10, dia yakin kegulaan Indonesia akan menjadi industri yang bisa diandalkan secara nasional.

Sebab dengan rendemen  10 persen setiap satu kuintal tebu dapat 10 kg gula (sebelumnya satu kuintal tebu hanya dapat sekitar 7 kg).

Harapan tahun ini bisa bertambah 2 sampai 3 kg  menjadi 10 kg, nilai yang sangat siqnifikan yang membuat petani dapat harga baik, dan PG dapat rendemen yang baik pula. (suarabaru.id/Hn)