blank
Wartawan Bambang Widhi Hartono tewas diduga terserang penyakit demam berdarah. Setibanya dari rumah sakit, jenazahnya diusung dibawa masuk untuk disemayamkan di rumah duka.(suarabaru.id/bp)

WONOGIRI – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Wonogiri, didesak untuk segera turun tangan menyikapi masalah Demam Berdarah Dengue (DBD) yang diindikasikan menewaskan Wartawan Bambang Widhi Hartono (49). ”Secepatnya harus dilakukan penanganan, jangan sampai timbul korban baru lagi,” tegas Ketua Komisi 2 DPRD Wonogiri, Sardi.
Sardi dan Ketua Komisi 1 DPRD, Sugeng Achamadi, datang melayat ke rumah duka. Ketika menerima informasi terkait dengan indikasi penyebab kematian insan jurnalis itu karena DBD, Sardi, meminta agar ada perhatian khusus dari Dinkes bersama jajarannya, untuk secepatnya tanggap melakukan penanganan. Hal ini terkait dengan DBD termasuk jenis penyakit menular, yang penularannya dilakukan oleh nyamuk Aedes Aegipty. Bila tidak secepatnya ditanggulangi, dikhawatirkan dapat menyebar ke warga sekitar dan tidak menutup kemungkinannya akan jatuh korban baru lagi. ”Karena itu, perlu langkah-langkah cepat dalam mengantisipasinya,” tandas Sardi.
Sebagaimana pernah diberitakan, reporter Cakra TV Bambang Widhi Hartono, tewas di Rumah Sakit (RS) Dokter Oen Solo Baru, dan jenazahnya dimakamkan Selasa (31/7) di makam Sonoloyo Giri Manunggal Lingkungan Cubluk, Kelurahan Giritirto, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri. Almarmuh meninggalkan dua anak (masih bersekolah di SMP) dan seorang istri, Sri Winarsih, bekerja sebagai Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) yang induk institusinya berada di Badan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan Keluarga Sejahtera (BKB-P2KS) Kabupaten Wonogiri.
Almarhum semasa hidupnya menjabat pula sebagai Ketua Rukun Tetangga (RT) 2/RW 4 Lingkungan Cubluk, Kelurahan Giripurwo, Kecamatan Wonogiri Kota. Terkait dengan indikasi serangan DBD, Ketua RW 4 Lingkungan Cubluk, Supardjo, yang mantan Kepala Inspektorat Kabupaten Wonogiri, akan berupaya mengingatkan kepada warganya untuk menggalakkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). ”Sebenarnya, secara rutin itu telah dilakukan, juga ada petugas yang memantau keberadaan jentik-jentik nyamuk pada tandon air di rumah-rumah penduduk,” jelas Supardjo.
Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Wonogiri, dokter Adhi Dharma, menyatakan, sampai saat ini Dinas Kesehatan Wonogiri belum menerima laporan tertulis dari pihak RS dokter Oen Solo Baru, tentang KDRS (Kewaspadaan Dini Rumah Sakit) untuk potensi DBD atau Dengeu Syok Syndrome (DSS). ”Kami dari pihak Dinkes Wonogiri, secara pro aktif sudah berkoordinasi dengan pihak Managemen RS dokter Oen Solo Baru, terkait mengenai sebab meninggalnya saudara Bambang Widhi. Hasil sementara, selain Demam Dengue ada gangguan fungsi jantung,” jelas Kepala Dinkes Kabupaten Wonogir dokter Adhi Dharma.
Kabid Penanggulangan Penyakit Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Kabupaten Wonogiri, Supriyo Heriyanto, juga memberikan penegasan sama. ”Keterangan yang kami peroleh dari petugas ICU RS dokter Oen Solo Baru, menyebutkan, ada komplikasi dengan beberapa penyakit,” jelas Surpiyo Heriyanto. Namun demikian, kaitannya dengan indikasi DBD, Dinkes Kabupaten Wonogiri, langsung menyikapinya dengan menginstruksikan Puskesmas Wonogiri-2 untuk
melakukan Pemeriksaan Epidemiologi (PE) langsung ke lokasi rumah duka dan rumah-rumah warga sekitarnya. Pada Tahun 2018 ini, terhitung sejak awal Bulan Januari sampai dengan Bulan Juli, di Kabupaten Wonogiri ada sebanyak 12 kasus serangan penyakit DBD, dengan korban meninggal dua orang.(suarabaru.id/bp)