blank
Rekan-rekan almarhum mengusung jenazah Wartawan Bambang Widhi dari mobil pelayanan RS Dokter Oen, untuk dibawa masuk ke rumah duka di Lingkungan Cubluk, Kelurahan Giritirto, Kecamatan dan Kabupaten Wonogiri.(suarabaru.id/bp)

WONOGIRI – Diduga terserang penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), Wartawan Bambang Widhi Hartono (49), Senin (30/7) meninggal. Bapak dua anak ini, meninggal di Rumah Sakit (RS) dokter Oen Solo Baru, setelah sebelumnya sempat pula menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dokter Soediran Mangun Sumarsono Wonogiri.
Pria kelahiran Wonogiri Tahun 1969 ini, selama hidupnya aktif sebagai wartawan, dan belakangan ini menjadi reporter CakraTV, sekaligus menjadi wartawan media online Sorot Wonogiri.Com, setelah sebelu sebelumnya pernah pula aktif menjadi reporter di TATV. Alumni Sospol Undip jurusan Komunikasi ini, menyandang gelar SSos, dan aktif dalam organisasi sosial kemasyarakatan, seperti menjabat sebagai Ketua Rukun Tetangga (RT), dan menjadi Pengurus Komite SMP Negeri 1 Wonogiri.
Bambang Widhi, meninggalkan seorang istri, Sri Winarsih SSos, bekerja sebagai Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) yang induk dinasnya di Badan Keluarga Berencana Keluarga Sejahtera Perlindungan Perempuan (BKB-KSPP) Kabupaten Wonogiri. Dua orang putra almarhum, bernama Raihan Titah Jurnalis Mimpang Yudha dan Ratu Lintang Terang.
Tokoh masyarakat, Supardjo, yang menjabat sebagai Ketua RW 4 Lingkungan Cubluk, menyatakan, jenazah akan dimakamkan Selassa (31/7) besok pukul 11.30, di pemakaman Donoloyo Giri Manunggal, berangkat dari rumah duka Koesnoen Dwidjono (ayah almarhum). Almarhum merupakan putra kelima dari enam bersaudara. Rekan-rekan wartawan di Wonogiri, menyatakan, Bambang Widhi Hartono, dikenal sebagai insan jurnalis yang gigih dan teguh dalam pendirian, memiliki ketegasan dalam bersikap, dan bersikukuh pada prinsip idealisme jalan pena.
Khabar meninggalnya almarhum sangat mengagetkan para awak media dan mitra wartawan dari berbagai institusi. Sebab, selama ini dia tidak pernah mengeluh sakit. Bahkan ketika menjalani perawatan di RSUD, dia sempat merasa sehat dan kemudian ikut tes seleksi calon Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Wonogiri, yang diselenggarakan di Solo. Namun apa daya, selepas mengikuti tes seleksi, dia drop dan dilarikan ke RS dokter Oen Solo Baru, sampai kemudian menghembuskan napas terakhirnya.
Penyakit DBD termasuk jenis penyakit menular, yang disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aigipty. Tapi apakah betul dia terserang penyakit DBD ? Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Wonogiri, dokter Adhi Dharma, menyatakan, sampai saat ini belum menerima laporan tertulis dari pihak RS dokter Oen Solo Baru, tentang KDRS (Kewaspadaan Dini Rumah Sakit) untuk potensi DBD atau Dengeu Syok Syndrome (DSS). ”Tapi kami secara pro aktif sudah berkoordinasi dengan pihak Managemen RS dokter Oen Solo Baru. Hasil sementara, selain Demam Dengue ada gangguan fungsi jantung,” jelas Kepala Dinkes Kabupaten Wonogiri dokter Adhi Dharma.
Kabid Penanggulangan Penyakit Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Kabupaten Wonogiri, Supriyo Heriyanto, juga memberikan penegasan sama. ”Keterangan yang kami peroleh dari petugas ICU RS dokter Oen Solo Baru, menyebutkan, ada komplikasi dengan penyakit lain,” jelasnya. Kaitannya dengan dugaan DBD, Dinkes Kabupaten Wonogiri, langsung menyikapinya dengan menginstruksikan Puskesmas Wonogiri-2 untuk
melakukan Pemeriksaan Epidemiologi (PE) ke lokasi rumah duka dan rumah-rumah warga sekitarnya. Pada Tahun 2018 ini, di Kabupaten Wonogiri ada sebanyak 12 kasus serangan penyakit DBD, dengan korban meninggal dua orang.(suarabaru.id/bp)