blank
PENGEPUL : Sebagian sapi-sapi pejantan dewasa di rumah Sriyono, salah satu pengepul di Desa Sukorejo, Kecamatan Tunjungan, Blora, siap dikirim ke Jakarta, Senin (30/7). Foto : Hn

BLORA – Seperti tahun sebelumnya, menjelang Idul Adha 1439 Hijriah, sapi petani Blora banyak dikirim (dijual) keluar daerah, terbanyak ke Jakarta, diperkirakan sudah mencapai 2.200 ekor, dan kambing 2.500 ekor lebih.

Sapi dan kambing yang dikirim ke daerah lain kebanyakan jenis pejantan, yakni melalui pengepul (blanthik) yang tersebar di Blora, didukung dana (pemodal) dari luar Blora.

“Perkiraan 2.200 ekor sapi, dan 2.550 ekor kambing sudah lari keluar Blora,” ungkap Sutarto (51), pengepul sapi Blora, Senin (30/7).

Pengepul sapi kurban warga Desa Sukorejo, Kecamatan Tunjungan, Sriyono (44), membeber setiap hari sapi-sapi pejantan dewasa terkirim ke Jakarta dan Kota besar lainya lebih dari 10 truk.

“Setiaptruknya rata-rata delapan sampai 10 ekor, terkirim melalui sekitar 12 pengepul di Blora,” ungkapnya.

Sapi dan kambing yang dikirim ke luar Blora harus pejantan, dan sudah dewasa, usianya diatas dua tahun, agar cepat lagi, dan belanja (kulakan) lagi.

Diatas Rp 35 Juta

Menurutnya, sapi dan kambing milik warga Blora akan terus terkirim ke luar daerah, setidaknya sampai hari H nanti bisa mencapai 3.500 ekor sapi, dan 4.000 ekor kambing.

Sejauh ini, Sriyono dan beberapa kawan pengepul telah mengirim empat truk sapi ke Jakarta. Sapi-sapi itu kebanyakan jantan, dan perekornya dibeli dari pemilik antara Rp 18 juta hingga Rp 22,5 juta.

Di Jakarta, sapi-sapi dari Blora rata-rata dijual diatas Rp 25 juta perekor, bahkan ada yang diatas Rp 35 juta, tergantung kondisi sapinya, karena  kebanyakan sapi- pilihan untuk kurban, jelas Suradi (38), blanthik sapi di Randublatung.

Pengaman pertanian di Blora, Sudarwanto, membenarkan sapi dan kambing di  kabupaten paling timur di Jateng ini terus mengalir ke Jakarta dan kota besar lainnya untuk keperluan kurban.

Secara harga, kata pemuda yang pernah belajar pertanian di Jepang selama1,5 tahun, petani diuntungkan. Tapi untuk populasi akan terjadi penurunan.

“Rutin setiap tahun menjelang kurban sapi dan kambing Blora mengalir ke kota-kota besa, tapi tidak masalah asal pejantan yang sudah dewasa,” kata Sudarwanto.

Terpisah Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Kabupaten Blora, Wahyu Agustini, menyatakan tidak terlalu masalah soal pengiriman sapi keluar daerah sampai ribuan ekor.

Selain terjadi setiap tahun untuk keperluan Idul Adha (kurban), ini adalah bisnis murni, harganya bagus, dan sangat menguntungkan petani.

Menurut Wahyu Agustini, populasi sapi di Blora masih yang tertinggi di Provinsi jawa Tengah mencapai 231.002. Selain tingkat pertumbuhannya  (beranak) cukup tinggi, petani sekarang sudah cerdas menyikapinya.(suarabaru.id/Hn)