blank
Kerja bakti massal 'resik-resik' aliran Sungai Wiroko, dilakukan atas prakarsa para relawan dari komunitas FPRB, dengan melibatkan pamong desa dan warga masyarakat.(suarabaru.id/bp)

WONOGIRI – Gerakan kerja bakti massal gotong royong ‘resik-resik’ Sungai Wiroko, dilakukan atas prakarsa para relawan siaga bencana dari komunitas Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri. Ini dilakukan bersama para pamong desa dan warga masyarakat, yang bermukim di kawasan sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) Wiroko.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonogiri, Bambang Haryanto, menyatakan, lokasi ‘resik-resik’ Sungai Wiroko ini berlokasi di sepanjang aliran wilayah Kecamatan Tirtomoyo. ”Kegiatan ini, merupakan inisiasi mandiri dari komunitas relawan FPRB, dalam upaya mengajak warga masyarakat untuk mendorong agar memiliki kesadaran dan pemahaman tentang fungsi sungai, bagi kehidupan serta kelestarian lingkungan,” jelas Bambang Haryanto.
Sebagai salah satu anak Sungai Bengawan Solo, Sungai Wiroko bagian hulunya mengalir dari ‘chatment area’ (daerah pengaliran) wilayah perbukitan Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri, dan ujungnya bermuara ke perairan Waduk Gajahmungkur, Wonogiri. Hampir setiap datang musim penghujan, Sungai Wiroko selalu menimbulkan musibah banjir, arusnya deras dan alur sungainya sering berpindah-pindah. Ini terjadi, karena kondisi alirannya dangkal oleh sedimentasi (endapan) lumpur, dan ketika terjadi banjir, luapannya sering berpindah menerjang lahan persawahan, tanah tegalan dan bahkan wilayah perkampungan warga.
Belakangan ini, kondisi aliran sungainya suka berpindah-pindah. Karena itu, memancing kepedulian para relawan dari komunitas FPRB yang bermukim di wilayah Kecamatan Tirtomoyo dan sekitarnya, untuk tampil melakukan penanganan. Kerja bakti massal ‘resik-resik’ aliran Sungai Wiroko, ini bertujuan agar kondisi sepanjang aliran Sungai Wiroko terbebaskan dari sampah, supaya aliran airnya lancar dan tidak membelok keluar alur. Kegiatan ini, akan dibakukan rutin setiap hari Jumat, sebagai agenda kegiatan Jumat Bersih, untuk sekaligus melakukan edukasi kepada masyarakat di sekitar aliran sungai, agar mereka ikut terpanggil dalam ikut aktif memberikan peran menjaga kelestarian lingkungan dan upaya mengembalikan kondisi sungai yang bersih, terbebaskan dari buangan sampah.
Bersamaan itu, Sabtu (28/7), BPBD Kabupaten Wonogiri, menggelar kegiatan edukasi dini tanggap bencana kepada para siswa di SD Negeri Selopukang, Desa Sendang, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri. ”Kegiatan ini dalam rangka pengurangan resiko bencana, serta menjadi salah satu upaya mewujudkan masyarakat tangguh bencana,” tegas Bambang Haryanto. Hal ini dilakukan, mengingat Dusun Selopukang, Desa Sendang, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, yang lokaisnya berada di lereng perbukitan sebelah barat perairan Waduk Gajahmungkur tersebut, masuk dalam peta rawan bencana tanah retak, gempa bumi, dan musibah tanah longsor.
Upaya memberikan edukasi kepada para siswa, yang menjadi bagian dari elemen masyarakat, ini dapat dijadikan langkah dalam mempersiapkan mereka agar sejak dini paham terhadap ancaman bencana, dan cara-cara mengantisipasinya, dalam upaya membangun kewaspadaan dini terhadap pengurangan resiko becana.(suarabaru.id/bp)