blank
BLOK MURIAH : Sumur gas di Lapangan Kepodang wilayah kerja Blok Muriah, terus menurun, dan menjadikan keprihatinan banyak pihak. Foto : Ist

BLORA –  Pasokan gas untuk pembangkit tenaga listrik  PT Indonesia Power (IP) Tambaklorok, Semarang, mulai terancam, menyusul cadangan gas di Lapangan Kepodang (lepas Pantai Rembang) di Blok Muriah menurun drastis.

Kontan saja dampak penurunan cadangan gas itu, membuat manajemen Petronas Carigali Muriah Limited (PCML) tidak bisa berbuat banyak, dan hanya bisa pasrah pada pemerintah.

“Awalnya bagus diatas 100 MMSCFGD, terus turun drastis, maka manajemen PSML pasarah ke pemerintah,” jelas Corporate Affairs & Administration PT Petronas Indonesia, Andiono Setiawan, Sabtu (28/7).

Sejauhn ini PCML masih mendiskusikan dengan para pihak, sembari menunggu keputusan pemerintah, karena cadangan gas terus menurun tinggal 42 juta standar kaki kubik perhari (MMSCFD).

“Cadangan gas Lapangban Kepodang terus menurun, ini menjadi keprihatinan kami,” papar Andiono.

Lapangan Kepodang yang berlokasi di lepas berjarak sekitar 100 kilometer pantai Rembang atau 200 meter dari IP Tambaklorok Semarang, masih tetap beroperasi dan berproduksi.

Diluar Perkiraan

Hanya saja, produksi yang awal-awalnya diatas 100 MMSCFD, terus menurun ke aknga 80, 60, 55 dan saat ini tinggal sekitar 42-44 MMSCFD. kondisi inilah yang butuh sikap bijaksana dari pemerintah pusat.

Kepala SKK Migas Jawa Bali Madura dan Nusa Tenggara (Jabanusa), Ali Masyhar, menjelaskan Pemerintah sangat perhatian di Lapangan Kepodang, tapi sampai saat ini belum membuat keputusan.

Ali menambahkan, selama ini menerima laporan rutin perkembangan cadangan gas di Blok Muriah itu, karena keberadaannya memberikan kontribusi besar untuk pembangkit tenaga listrik di PT Indonesia Power.

“Iya, manusia sulit mempridiksi SDA, semoga ada jalan keluar terbaik,” katanya saat acara di Gresik, Jatim.

Menurut Corporate Affairs & Administration PT Petronas Indonesia Andiono Setiawan, dari fist gas (pengaliran gas pertama) Lapangan Kepodang ke IP Tambaklorok pada 22 Agustus 2015 mencapai 116 MMSCFD.

Pada Februari 2016, jelasnya, terjadi penuruan diluar perkiraan manajemen, gas meenurun 80 MMSCFD, terus  turun di angka  60 MMSCFD, dan terakhir jadi 42 MMSCFD.

“Tinggal 42 sampai 44 juta standar kaki kubik perhari, dan gas tetap dialirkan ke IP Tambakrlorok,” tambahnya.

 

Awalnya, kata Andiono lagi, PCML sangat optimistis bisa mamasuk gas ke IP Tambaklorok sampai 2026, namun jika melihat kondisi seperti imi manejemen sulit memastikan masa depannya.

Perlu diketahui, penurunan cadangan gas lebih cepat memang diluar analisa dan perkiraan, karena kenyataannya di Lapangan Kepodang banyak rongga-rongga perut bumi menjadikan cadangan gas terpisah-pisak. (suarabaru.id/Hn)