blank
Areal hutan rakyat dan sabuk hijau (green belt) Waduk Gajahmungkur Wonogiri terbakar. Pemicunya, diduga dari api pembakaran sampah yang berkobar terkena tiupan angin dan meluas kemana-mana.(suarabaru.id/bp)

WONOGIRI – Terjadi lagi kebakaran hutan rakyat di Kabupaten Wonogiri. Areal hutan rakyat yang terbakar kali ini, berlokasi di Dusun Nglingi Rt 1/RW 13, Desa Gumiwang Lor, Kecamatan Wuryantoro, Kabupaten Wonogiri. Bersamaan itu, juga dilaporkan terjadi kebakaran di areal tanaman penghijauan sabuk hijau (green belt) Waduk Gajahmungkur, Wonogiri.
Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonogiri, Bambang Haryanto, kebakaran hutan rakyat berlokasi di Dusun Nglingi, Desa Gumiwang Lor, Kecamatan Wuryantoro, Wonogiri, berlangsung Kamis malam (26/7). Penyebab kebakaran, masih diselidiki petugas, tapi diduga dari api pembakaran sampah yang meluas karena tertiup angin kencang. Kobaran api yang meluas, membakar areal hutan rakyat dengan tanaman tegakan pohon Jati, dan di bawahnya ditumbuhi rumput, semak-semak serta tanaman perdu.
Di musim kemarau sekarang ini, rumput, semak-semak, dan tanaman perdu pada mengering, yang itu memudahkan terjadinya kebakaran dan memicu percepatan meluasnya api. Para relawan siaga bencana yang dikoordinir oleh Tim Reaksi Cepat (TRC) dari BPBD Kabupaten Wonogiri, sigap melakukan pemadaman bersama pamong desa dan warga masyarakat, dibantu personel dari Koramil dan Polsek Wuryantoro. Pada pukul 20.30, api dapat dipadamkan dengan cara manual, yakni digebuki memakai tongkat dan alat gepyokan, serta pembuatan ilaran (celah) untuk melokalisasi agar api yang meluas. ”Tidak ada korban jiwa, luas areal yang terbakar sekitar satu setengah Hektare,” jelas Bambang Haryanto.
Di tempat terpisah, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemadam Kebakaran (Damkar) Pemkab Wonogiri, Joko Santosa, menyatakan, kebakaran juga terjadi pada lahan penghijauan ‘green belt’ atau sabuk hijaun Waduk Gajahmungkur, Wonogiri. ”Kami yang mendapat laporan, segera menurunkan tim bersama dua unit mobil Damkar ke lokasi, untuk melakukan pemadaman,” jelas Joko Santosa. Pemadaman dilakukan bersama relawan siaga bencana TRC dari BPBD Wonogiri, aparat keamanan Polsek dan Koramil, pamong desa dan warga masyarakat.
Kepala BPBD Kabupaten Wonogiri, Bambang Haryanto, menyatakan, lahan ‘green belt’ Waduk Gajahmungkur selama ini dikelola oleh Perum Jasa Tirta. Lahan yang terbakar berlokasi di Lingkungan Donoharjo, Kelurahan Wuryorejo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri. Pemicu kebakaran masih diselidiki, namun besar dugaan berasal dari api pembakaran sampah yang berkobar karena tiupan angin, dan meluas secara cepat. ”Luas areal yang terbakar sekitar empat Hektare,” jelas Kepala BPBD Bambang Haryanto.
Terkait dengan seringnya terjadi musibah kebakaran, baik kebakaran lahan hutan rakyat, hutan negara, rumah dan toko di Kabupaten Wonogiri, Kepala UPT Damkar Pemkab Wonogiri, Joko Santosa dan Kepala BPBD Bambang Haryanto, menyerukan agar masyarakat tidak membakar sampah. Terlebih lagi, di musim kemarau yang kering sekarang ini, yang rawan terhadap kebakaran karena semua rumput, perdu, semak-semak pada mengering. Jadikan sampah untuk bahan pembuatan pupuk kompos penyubur tanaman, jangan kemudian malah dibakar.
”Sampah jangan dibakar, supaya kasus kebakaran di Kabupaten Wonogiri tidak selalu terulang dan terulang kembali, sebagaimana yang terjadi belakangan ini,” tegas Kepala UPT Damkar, Joko Santosa. Sebelum berita ini diunggah, di Kabupaten Wonogiri selama kurun waktu 7 bulan terhitung sejak Januari 2018 sampai sekarang, telah terjadi setidak-tidaknya 15 kali kasus kebakaran. Kepala BPBD Kabupaten Wonogiri, Bambang Haryanto, memerinci, kebakaran hutan telah terjadi sebanyak 6 kali, dan kebakaran rumah maupun toko sebanyak 9 kali.(suarabaru.id/bp)