blank
Beberapa jenis lomba memeriahkan peringatan Hari Anak nasional di TBRS.Salah satunya menari berkelompok seperti nampak pada gambar.(Foto: SuaraBaru.id/Hm)

SEMARANG – Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Semarang, bekerja sama dengan Yayasan Anantaka dan beberapa lembaga terkait anak  di Kota Semarang  megadakan peringatan Hari Anak Nasional dengan Tema “Dolanan Sebagai Wadah Interaksi Sosial”.

Tema ini diturunkan dari tema Hari Anak Nasional pusat yaitu Anak Indonesia Anak Genius  (Gesit, Empati, Berani, Unggul, Sehat). Dengan dolanan diharapkan bisa menjadi ruang interaksi anak-anak sehingga bisa melatih kepekaan dan meningkatkan rasa simpati dan empati.

Acara  diadakan dari tanggal 6 – 30 Juli 2018 di Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) berupa  workshop dolanan anak, talkshow di radio dan televisi, lomba pidato Bahasa Jawa, lomba tari Semarangan dan pantomim tingkat SLTP se – Kota Semarang.

Lomba untuk SD berupa  mocopat, tembang dolanan, menggambar dan mewarnai. Puncak peringatan di halaman TBRS,  beberapa pementasan anak-anak dari beberapa komunitas dan sekolah.  Anak-anak bisa berinteraksi dan bermain, gerakan minum susu.

Komunitas pemerhati anak yang terlibat antara lain Hompimpa, Komunitas Harapan, YKKS, Forum Anak Kota Semarang, Bina Bunda dan Efata

blank
PESERTA LOMBA – Anak – anak peserta perbagai lomba mengenakan busana daerah, bergambar bersama Rabu siang ( 25/7) di TBRS.(Foto: SuaraBaru.id/Hm)

Lembaga Nirlaba

Direktur Yayasan Anantaka, Tsaniatus Solihah mengatakan, Yayasan Anantaka merupakan lembaga nirlaba yang menitik beratkan gerakan dan peran aktif dalam upaya berkelanjutan memperkokoh identitas kebudayaan dan jati diri bangsa. Mempunyai visi mewujudkan masyarakat yang memahami dan menghargai nilai-nilai budaya.

“Bersama dolanan ini, kami ingin memberikan pemenuhan hak anak yakni bermain, mengenalkan nilai-nilai dari dolanan anak, dan mendorong interaksi sosial melalui dolanan anak,” imbuhnya. (SuaraBaru.id/hm)