blank
Gambar: (darikanan) Fikri Abdul Ghofar, WakilRektor II DraEniWidayatiMSi, KaHubungandalamdanluarnegeriUnissulaMunaMadrah MA, danHelmi Nur Laily menghadiri NUNI di Ubaya.Foto : Nur

SEMARANG-Helmi Nur Laily (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan) dan Fikri Abdul Ghofar (Fakultas Ekonomi) mewakili Unissula dalam kegiatan Nationwide University Network in Indonesia (NUNI) Student Camp 2018 yang diselenggarakan di Ubaya Training Center (UTC) Trawas 8-10 Juli 2018.

Kegiatan ini mengangkattema “Building the new leader: the rise of millenials in leadership”. Diikuti oleh 37 peserta dari 10 peguruan tinggi di Indonesia di antaranya Ubaya, UK Petra, UMMMalang, Atmajaya Jogjakarta, Atma Jakarta, Binus Jakarata, Andalas, Unika, dan Unissula.

NUNI merupakan wadah untuk saling berkolaborasi antar universitas dalam bidang akademik, pertukaran mahasiswa, staff pengajar, riset dan implementasi tri dharma peguruan tinggi.Menurut Fikri, pada NUNI camp kali ini ada 2 agenda utama yakni Summer Camp yang diwakili oleh mahasiswa dan presidential forum yang diwakili oleh Dra Eni Widayati, MSi (Wakil Rektor II) dan Muna Madrah, MA (Kepala UPT Kerjasama) sebagai delegasi Unissula.

Helmi mengungkapkan sesi pertama adalah seminar dengan berbagai materi, di antaranya “The characteristics of the trawas rural community” oleh Iwan Abdillah (camat Trawas); Cultural intelligence: why talking to strangers is good for you oleh Dr Harijanto Tjahyono, SpsiMed; the new role of millenial leaders oleh Soegeanto Tan (pendiri Fun Master academy), dan keynote speech Dr Shawn Chen (presiden SIAS International University).

“Dari Ubaya Training Centre (UTC) Trawas, dilanjutkan project pengabdian masyarakat kecamatan Trawas, Mojokerto. Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok untuk meneliti di desa: Penanggungan, Tamiyaji, Kasiman, Duyung yang memiliki potensi berbeda-beda, seperti pengelolaan sampah, sayur organik, kuliner khas, dan wisata.”Ungkap Fikri.

“Kami kebagian pengabdian masyarakat di Desa Duyung yang memiliki banyakpotensi wisata disana, terutama durian. Kami sharing dan berbagi pengetahuan dengan kepala desadan masyarakat untuk bisa mengakat desa menjadi desa wisata.” Lanjutnya.

“Ide kami untuk mengembangkan desa Duyung di antaranya membuat Community Based Tourism (CBT), duta wisata duyung, memanfaatkan sosial media, misalnya mengundang influencer sosmed untuk membuat konten positif tentang desa Duyung, mengembangkan website dan lain-lain. Harapannya presentasi yang kami sampaikan tidak hanya berhenti di proposal, namun benar-benar bisa diimplementasikan di lapangan.” Imbuh Helmi.

Fikri dan Helmi mengaku bangga dapat mengikuti kegiatan ini.“kami dapat menambah pengalaman, relasi, dan wawasan. Harapannya Unissula dapat lebih berperan aktif dalam pengabdian masyarakat, khususnya di sekitar Unissula.” Pungkas Fikri.(suarabaru.id/sl)