blank
GUNUNGAN JERAMI : Terlinat gunungan jerami kering tertata rapi di halaman rumah warga Desa Kemiri, Kecamatan Kunduran, Blora. Gunungan yang sama juga tampak di desa-desa lainnya. Foto : Hn

BLORA – Masyarakat petani di Kabupaten Blora, dalam tiga pekan terakhir, telah  memberi makan ternakmya dengan limbah batang padi (jerami) kering, karena rumput, dan hijauan lainnya mulai mahal serta sulit didapat.

Unutk merangsang ternaknya mau makan limbah padi (jerami) yang dikeringkan, para petani mencampur sedikit rumput (hijauan) di sela-sela jerami kering itu, dan dibasahi dengan air.

“Sudah berhari koq, tiga sapi saya ini makan jerami kering dicampur sedikit rumput hijau, gak masalah,” beber Suripto (46), warga Banjarejo, Blora, Jumat (20/7).

Cara yang sama dilakukan Paeran (49), petai Adirejo,  Kecamatan Tunjungan, Blora, lima ekor sapinya akhir-akhir ini sudah diberi makan dami kering.

”Saat ini rumput mulai sulit dicari, makanya petani memberi pakan jerami kering yang sudah disimpan beberapa bulan lalu,’’ jelas Suparman (42), warga Desa Wonosemi, Kecamatan Banjarejo.

Ternaknya diberi makan jerami kering, karena hijauan sudah mulai sulit didapat, dan kalau beli mahal Rp. 42.000 seikatnya. “Tidak masalah, sapi-sapi saya tetap sehat,” tambah Lagi.

 

Praktis

Cara yang sama juga dilakukan para petani perternak di desa-desa di Kecamatan Randublatung, Banjarejo, Tunjungan, Jati, Jiken, Japah, Kunduran, dan desa-desa pinggiran Kota Blora di musim kemarau ini.

 

Cara praktis lainnya, dami (batang padi) kering dibasahi dengan air lebih dulu, lantas dicampuri sedikit hijauan untuk merangsang ternaknya, seperti batang jagung muda, daun randu, daun turi dan lainnya, agar ternak mau memakannya.

“Istilahnya dicomkbor, tapi ini salah satu cara irit di musim kemarau,” jelas Subeki (37), warga Jepon.

Pantauan di Blora, banyak di pededesaan terlihat gunungan jerami kering yang sebelumnya menumpuk tinggi di sekitar rumahnya, di tegalan, sawah, dan tepat lain kini mulai berkurang, ada yang tinggal separoh untuk pakan ternaknya.

Menurut Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Kabupaten Blora, Wahyu Agustini, membenarkan banyak petani mulai memberi pakan ternaknya dengan jerami kering dicampur hijuan.

Meski demikian, pihaknya tetap optimis populasi ternak sapi potong di daerahnya masih yang tertinggi di 35 kabupaten/kota se-Jateng mencapai sekitar 223.718 ekor, dan meningkat 5,2 persen dari populasi 2016 sebanyak 211.559 ekor.

“Populasi ternak sapi potong Blora tetap tertinggi di Jateng, data terakhrir meningkat 5,2 persen,” kata Wahyu Agustini.(suarabaru.id/hn)