blank
Didier Deschamps/dok

PARIS – Prancis benar-benar larut dalam euforia kemenangan di Piala Dunia 2018. Bahkan, sejumlah stasiun berganti nama, mulai dari nama pelatih hingga pemain yang ikut dalam ajang empat tahunan itu. Les Bleus meraih gelar juara dunia yang kedua dengan menundukkan Kroasia 2-0. Stasiun di Notre-Dame des Champs berubah menjadi nama pelatih tim nasional Prancis, Notre Didier Deschamps. Sementara stasiun Victor Hugo diubah menjadi Victor Hugo Lloris. Begitu pula dengan Stasiun Bercy menjadi Bercy Les Bleus.

Sayang, sukses Si Ayam Jantan diwarnai dengan kerusuhan yang melibtkan suporter dan polisi. Dua fans dilaporkan tewas. Dua suporter yang tewas itu gara-gara perayaan yang berlebihan. Di Kota Alpine, Annecy, seorang penggemar Les Bleus berusia 50 tahun meninggal karena mengalami patah leher setelah melompat ke kanal. Di dekat Saint-Felic, pria 30 tahun tewas selepas mobil yang dia kendarai menabrak pohon. Ada pula bocah laki-laki berusia tiga tahun dan dua perempuan enam tahun terluka parah setelah tertabrak sepeda motor selama perayaan di Frouard, sebuah kota di luar kota timur Nancy.

Lebih dari 4.000 polisi dan pasukan keamanan dikerahkan di seluruh Paris selama perayaan Piala Dunia. Batas keamanan pun terpaksa dibuat untuk melarang kendaraan melintasi jalur Champs Elysees.

Presiden Prancis Emmanuel Macron juga ikut larut dalam euforia bahkan sampai diajari menari bergaya dab oleh para pemain. Macron begitu emosional saat mengucapkan selamat kepada anak-anak asuhan Deschamps. Dia memeluk mereka satu per satu. Dalam euforia itu, Paul Pogba dan Benjamin Mendy mengajari Macron cara melakukan dab.

Macron hanya menyilangkan tangannya ke arah wajah, namun tanpa menyebut kata apa pun. Dab merupakan gaya tarian simpel yang populer di media sosial.

Bagi rakyat Prancis, hasil manis di Rusia bak menghapus mimpi buruk di final Piala Eropa dua tahun lalu. Ini adalah titel juara dunia kedua setelah 1998. Keberhasilan di Stadion Luzhniki sekaligus menyudahi puasa gelar sejak kali terakhir mereka menjadi juara Piala Eropa 2000. Kemenangan atas Kroasia merupakan obat mujarab bagi para pemain, pelatih, dan fans untuk menghilangkan rasa sakit yang dirasakan dua tahun silam. (rr)