blank

SEMARANG-Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang menyelenggarakan forum silaturahmi laporan dekan tahunan dan orasi ilmiah dalam rangka memperingati satu dasawarsa berdirinya FKG. Acara tersebut dilaksanakan di aula lantai 10 GKB kampus Unissula, Selasa (10/7).

Hadir dalam acara tersebut Rektor Unissula Ir Prabowo Setiyawan MT PhD, perwakilan Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung (YBWSA), Kepala Bidang Pendidikan Tinggi Dr H Sumirin NS, Dekan FKG drg Suryono SH PhD, Direktur Rumah Sakit Gigi Mulut Sultan Agung (RSIGM-SA) drg Benni Benyamin MBio Tech, serta jajaran dosen dan karyawan di FKG Unissula.

Dari laporan dekan yang dipaparkan pada acara tersebut, secara akademik FKG Unissula merupakan salah saru Fakultas yang terdepan dan unggul dalam pembelajaran. Hal itu dibuktikan dengan lulusan sudah mencapai 172 dokter gigi dengan rata – rata IPK 3,54.

“Ini meruapakan salah satu capaian yang perlu diapresiasi mengingat FKG lain yang seumuran dengan FKG Unissula belum bisa meluluskan dokter gigi sebanyak Unissula. Selain itu fasilitas untuk menunjang kegiatan belajar mengajar juga semakin baik dengan diresmikannya Gedung RSIGM-SA yang baru,” terang Suryono.

Selain itu FKG juga terus mengembangkan teknologi pembelajaran. Salah satunya melalui program Islamic Cyber Dentistry (ICD) yang mengintegrasikan berbagai sistem pembelajaran seperti video pembelajaran, digital library, cyber office dan e-learning webinar melalui teknologi cloud database.

Senada dengan dekan, Rektor memberikan apresiasi atas kinerja FKG Unissula yang menjadi salah satu pilihan favorit calon mahasiswa baru. “FKG Unissula merupakan salah satu prodi favorit meskipun masih muda. Ini merupakan sesuatu yang baik yang harus terus dipelihara dan ditingkatkan,” ucap Prabowo.

Sementara itu orasi ilmiah disampaikan oleh Dr drg Yayun Siti Rochmah SpBM yang mengangkat tema penelitian pada Suku Sasak di Lombok dengan judul Maternal polimorfism genetik MTHPR dan gel MSXL, Asupan makanan dan kawin kerabat sebagai faktor resiko celah bibir dengan atau tanpa celah palatal nonsindromik.(suarabaru.id/sl)