blank
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, (Suarabaru.id/dok)

 

MAGELANG-  Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta kepada para orangtua calon siswa yang mendaftarkan putra-putrinya di SMA dan SMK negeri untuk tetap mengutamakan kejujuran, terkait penggunaan SKTM pada   pendaftaran calon siswa baru.

‘’Kita didik anak- anak untuk berbuat jujur dan berbudi pekerti yang baik, maka orangtua ya ojo ngapusi dan tetap mengutamakan tepo sliro,’’ pintanya.

Ganjar meminta hal itu usai upacara pembukaan Tentara Manunggal Masuk Desa ( TMMD) yang dipusatkan di Lapangan Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang, Selasa (10/7).

Dia juga mengancam akan memidanakan siapa saja  yang terlibat ‘jual –beli’ surat keterangan tidak mampu  (SKTM) pada proses penerimaan peserta didik baru (PPDB) SMA-SMK di Jawa Tengah.

‘’Kalau ada yang terlibat jual beli SKTM dalam proses PPDB akan saya pidanakan. Namun saya tidak terburu-buru, melainkan akan saya didik dan bina dulu,’’ tegasnya.

Menurutnya, dengan masih banyaknya penyalahgunaan SKTM dalam proses PPDB SMA /SMK negeri, dirinya meminta panitia PPDB dan pihak sekolah untuk segera melakukan verifikasi ulang data calon siswa yang menggunakan SKTM sebelum PPDB diumumkan.

Berdasarkan data yang diterima, lanjutnya, jumlah calon siswa yang sudah dicoret atau didiskualifikasi karena terindikasi menggunakan SKTM abal- abal dan tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya, mencapai 30.000 calon siswa.

Ganjar menegaskan, dengan masih ditemukan adanya penyalahgunaan SKTM dalam PPDB tingkat SMA/SMK negeri, dirinya akan melakukan evaluasi pelaksanaan PPDB tahun ini dengan melakukan verifikasi faktual yang tegas.

‘’Karena saat ini waktunya sudah mepet dengan pengumuman, maka saya minta kepada para kepala sekolah dan guru untuk melakukan verifikasi faktual yang tegas. Yakni, bila diketahui tidak sesuai dengan kenyataan, ya harus secara tegas dicoret.’’ tegasnya.

Selain itu, dirinya juga akan memberikan sejumlah catatan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan  terkait PPDB tahun 2018  untuk dilakukan  perbaikan, sehingga pada PPDB tahun depan makin baik. Karena pada PPDB tahun 2018 ini sebanyak 30.000 calon siswa terpaksa harus dicoret karena menggunakan SKTM yang tidak semestinya.

‘’Tahun 2017 pada pelaksanaan PPBD tingkat SMA/SMK negeri secara  online yang pertama kali, sebanyak 186 calon siswa juga dicoret,’’ terangnya. (Suarabaru.id/dh)