blank
Komunitas Medsos dan Ormas Kemasyarakatan Pemudaan di Wonogiri, peduli gotong royong memasang rambu-rambu peringatan, dalam upaya mencegah terjadinya kecelakaan di ruas JLS.(suarabaru.id/bp)

WONOGIRI – Jalan Lintas Selatan (JLS), yang baru saja selesai dibangun, kini menjadi jalur tengkorak yang rawan terhadap kecelakaan berkategori fatal. Di ruas jalan yang memanjang sejak dari tapal batas Gunungkidul (DI Yogaykarta)-Wonogiri (Jateng)-Pacitan (Jatim), ini selama smester awal Tahun 2018 ini, setidak-tidaknya telah terjadi 11 orang tewas karena kecelakaan lalu lintas.
Kecelakaan maut yang belum lama ini terjadi, telah merenggut dua nyawa sekaligus, yakni pengendara dan pembonceng sepeda motor. Kejadiannya berlangsung di ruas JLS, tepatnya di Lingkungan Gedong, Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri. Korban tewas terdiri atas pengendara sepeda motor Yamaha Mio berplat nomor AD 5296 DI, Sukardi (60) warga asal Dusun Bendungan RT 3/RW 4, Desa Lebak, dan pemboncengnya Suhari (70) penduduk Dusun Semen RT 2/ RW 2 Desa Joho, semuanya dalam wilayah Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri.
Ketika itu, meluncur mobil Daihatsu Blond Van berplat nomor D 8705 EC yang dikemudikan Heri Purwanto (31) warga Dusun Gresik RT 2/RW 1. Desa Beji, Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Wonogiri, dari arah timur ke barat dengan kecepatan tinggi. Sesampainya di lokasi kecelakaan, yakni pada jalan lurus datar, dari arah utara melaju sepeda motor yang dikendarai korban untuk memotong jalan JLS. Karena jarak begitu dekat, maka terjadilah tabrakan maut yang merenggut nyawa dua orang korban.
Didorong oleh rasa keprihatinan dengan seringnya terjadi kecelakaan yang merenggut nyawa manusia di ruas jalur JLS, komunitas media sosial (Medsos) Kabar Warga Pracimantoro (KWP) dan Pawonmas serta Info Cegatan Wonogiri (ICW), terpanggil untuk secara sukarela membuat puluhan papan peringatan serta imbauan jaga keselamatan, guna dipasang di ruas JLS tersebut, utamanya di sejumlah titik rawan di wilayah Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri.
Tindakan mereka ini, mendapatkan dukungan dari Ormas Kemasyarakatan Pemuda (OKP) Paramuda, Karang Taruna, komunitas Pracigayenk, OPS Pracimantoro, Papras Solo, Banser, serta Forkompincam Pracimantoro. Harapannya, agar pengguna jalan di sepajang ruas JLS berhati-hati, supaya tidak mengalami kecelakaan.

Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Wonogiri bersama Satlantas Polres Wonogiri dan instansi terkait, telah melakukan survai ke sejumlah titik rawan kecelakaan di ruas JLS. Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Wonogiri, Ismiyanto, dan Kasatlantas Polres Wonogiri AKP Dwi Erna Rustanti, menyambut baik serta memberikan apresiasi terhadap langkah yang dilakukan oleh komunitas Medsos tersebut.  ”Fasilitas rambu lalu lintasnya memang kurang dan bahkan hampir belum ada. Demikian pula dengan LPJU (Lampu Penerangan Jalan Umum)-nya,” jelas Ismiyanto.
Guna melengkapi rambu lalulintas dan LPJU, perlu diusulkan ke pusat dan provinsi, mengingat JLS bukan wewenang Pemkab Wonogiri. Meski demikian, sebagai langkah darurat, Dishub telah memasang barier di sejumlah titik rawan kecelakaan, sebagai pembatas pemilah pengaturan arus lalu lintas. Kepada masyarakat, diseru untuk berhati-hati, kendalikan laju kecepatan kendaraan, guna menjaga keselamatan diri dan orang lain. ”Sebab kecelakaan-kecelakan di JLS, dipicu oleh human error,” tegas Ismiyanto.(suarabaru.id/bp)