blank
Umat Islam menggelar salat Idul Fitri 1439 H berjamaah di ruas jalan protokol Kota Wonogiri, tepatnya di depan Makodim 0728 Wonogiri, dengan menampilkan Ustadz Mualim seagai kotib dan Imam Salat M Lutfi Al Hafidz.(suarabaru.id/bp)

WONOGIRI – Ibadah puasa Bulan Ramadan dilakukan dengan dilandasi keyakinan. Karena itu, hendaknya mampu memberikan dampak positif terhadap perubahan pada peningkatan kualitas hidup bagi yang menjalaninya. Utamanya dalam upaya membebaskan kesalahan dan penghapusan dosa, serta mensucikan jiwa.
Demikian ditegaskan Ustadz Mualim, Jumat (15/6), saat tampil menjadi kotib ketika memberikan ceramah pada salat Idul Fitri 1439 H yang digelar di ruas jalan protokol Kota Wonogiri, tepatnya di depan Makodim 0728 Wonogiri. Dengan puasa di Bulan Ramadan, tandas Mualim, kiranya mampu meningkatkan amal kebaikan, menolak yang jelek, dengan memedomani petunjuk Allah dan sunah Rasul. ”Semua ini penting dilakukan, dalam upaya mensucikan jiwa untuk meningkatkan kualitas keimanan dan menyempurnakan kehidupan,” tegasnya.
Ustdaz Mualim, menyerukan kepada umat muslim jangan berlebih-lebihan dalam merayakan hari raya Lebaran Idul Fitri 1439 H. Sebab lebaran kali ini, diwarnai suasana duka oleh kemunculan kasus bom dan nasib umat Islam di Palestina yang didera oleh derita. Kepada jamaah diajak untuk introspeksi diri, apakah dengan telah diselesaikannya ibadah siam selama Bulan Ramadan, akan membuat diri kita menjadi lebih baik dalam meningkatkan kualitas kehidupan ?
Tampil menjadi Imam salat, Ustad M Lutfi Al Hafidz dari Pondok Pesantren (Ponpes) Baitul Qur’an. Ikut hadir dalam salat Ied di depan Makodim 0728 Wonogiri, Ketua Pengurus Daerah (PD) Muhamadiyah Kabupaten Wonogiri, Kusman Toha dan sesepuh Takmir Masjid Taqwa Wonogiri, Toekidjo bersama para tokoh Islam di Wonogiri.
Humas Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Wonogiri, Mursyidi Muhamad, menyebutkan, salat Ied berjamaah juga digelar di halaman Masjid Agung At Taqwa depan Kantor Kabupaten Wonogiri, dengan Imam salat Ketua MUI Wonogiri Abdul Aziz Mahfuf, dan Kotib Kepala Kantor Kemenag Wonogiri, Subadi.
Selanjutnya salat Ied berjamaah yang digelar di Stadion Pringgondani Wonokarto, Wonogiri, menampilkan Imam salat Djumadi LC dan Kotib Sumardjo. Kemudian salat Ied di Lapangan Bantarangin menampilkan Imam Ustad Abdi Sambodo Al Hafidz dari Ponpes Baitul Qur’an Wonogiri, dan Kotib Kapolsek Wonogiri Kota AKP Surono. Selanjutnya Salat Ied di Lapangan Sukorejo depan Mapolres Wonogiri lama, menampilkan Imam salat Ustadz Dahlan Alwi dan Kotib Haryadi.
Seusai menjalankan salat Ied berjamaah, umat Islam kemudian bersalam-salaman untuk saling memaafkan. Acara silaturahmi halalbihalal ini, banyak yang langsung dilakukan sepulang dari salat Ied. Komunitas warga masyarakat RT 1/RW 4 Lingkungan Cubluk, dan warga di Lingkungan Bahuresan Kelurahan Giritirto, Kecamatan dan Kabupaten Wonogiri, mengadakan acara halalbihalal spontan di depan gardu ronda Pos Kamling.
Umat Islam di wilayah Wonogiri Kota, mematuhi imbauan Kapolres untuk tidak menggelar takbir keliling memakai arak-arakan sepeda motor dan mobil. Sebagai gantinya, mereka ramai-ramai mengagungkan nama Allah di masjid dan musala semalam suntuk. Namun demikian, di pedalaman seperti di Kecamatan Manyaran dan Wuryantoro, masih ada umat yang menggelar takbir keliling memakai sepeda motor dan mobil, yang dilaksanakan secara tertib dan tidak mengganggu pemakai jalan yang lain.
Gelar takbiran secara tradisional, yakni berjalan kaki memakai obor, masih semarak dilakukan para remaja di sejumlah wilayah pedesaan. Bahkan umat muslim di Kecamatan Wuryantoro, mengadakan arak-arakan takbir keliling berjalan kaki, untuk mengikuti kendaraan alat mesin pertanian (Alsintan) traktor yang dikemudikan secara pelan di barisan paling depan.(suarabaru.id/bp)