blank
IG Budiyanto dari KPA (berdiri kiri), saat menyampaikan laporan tentang jumlah penderita HIV-AIDS di Kabupaten Wonogiri, yang terus mengalami lonjakan secara signifikan. Laporan disampaikan dalam forum Rakor penanggulangan HIV-AIDS yang digelar di pendapa Kabupaten Wonogiri.(SMNet.Com/bp)
WONOGIRI – Kabupaten Wonogiri kini memasuki lampu kuning untuk penularan penyakit Human Immunodeficiency Virus (HIV)-Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). Tahun 2001, jumlah penderitanya hanya 2 orang. Kemudian pada Tahun 2007 meningkat menjadi 4 orang. Dalam kurun waktu sepuluh tahun kemudian, yaitu pada Tahun 2017, jumlahnya melonjak menjadi sebanyak 388 orang atau berlipat 97 kali.

Demikian dikemukakan IG Budiyanto dari Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Wonogiri, Selasa (8/5), di forum rapat koordinasi (Rakor) penanggulangan HIV-AIDS di pendapa Kabupaten Wonogiri.

Rakor dipimpin langsung Bupati Joko Sutopo, didampingi Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Wonogiri, Adhi Dharma. Ikut dalam Rakor ini, para pimpinan dinas serta instansi terkait, para camat, kepala desa (Kades) dan lurah, kader PKK, Karang Taruna, tokoh masyarakat.

Kata IG Budiyanto, sebanyak 388 penderita tersebut terdiri atas 135 orang menderita HIV dan 253 orang terserang AIDS. HIV adalah virus yang menyebabkan AIDS.

Virus ini menyerang sistem kekebalan tubuh, melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit. HIV belum bisa disembuhkan, tapi ada pengobatan yang bisa digunakan untuk memperlambat perkembangan penyakitnya.
”Para penderita, mayoritas berusia produktif, yakni berumur 30 sampai 40 tahun. Namun ditemukan pula yang berusia 0 sampai 4 tahun, sebagai anak yang dilahirkan dari rahim ibu yang tertular HIV-AIDS,” jelasnya. Penyebaran HIV-AIDS di Kabupaten Wonogiri telah meluas ke 25 wilayah kecamatan.
Itu artinya, tandas IG Budiyanto, seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Wonogiri telah terjangkiti HIV-AIDS. ”Tidak ada lagi kecamatan di Kabupaten Wonogiri yang bebas dari HIV-AIDS,” tegasnya.

KPA mendata, sebanyak 138 dari 388 warga Wonogiri yang terserang HIV-AIDS, merupakan kaum boro (perantau). Peringkat kedua ditempati ibu rumah tangga yang jumlahnya mencapai 65 orang. Dari peta persebaran HIV-AIDS, Kecamatan Jatisrono menempati rangking paling atas dalam jumlah penderitanya.

Menyusul di rangking kedua ditempati Kecamatan Tirtomoyo, dan rangking ketiga ditempati bersama oleh Kecamatan Jatiroto dan Kecamatan Wonogiri Kota, berikut rangking keempat Kecamatan Girimarto.

Menurut IG Budiyanto, dari 388 penderita HIV-AIDS di Kabupaten Wonogiri, sebanyak 124 diantaranya telah meninggal, dan yang masih hidup ada sebanyak 264 orang.

Perinciannya, dari jumlah penderita HIV sebanyak 184 orang, yang kemudian telah meninggal sebanyak 39 orang (21,2 persen) dan yang masih hidup ada sebanyak 145 orang (78,8 persen).
Kemudian dari 204 penderita AIDS, sebanyak 85 orang (41,67 persen) meninggal, dan yang masih hidup sebanyak 119 (58,33 persen).

Penanggulangan HIV-AIDS di Kabupaten Wonogiri, mengalami kendala oleh sikap menutup diri dari penderita, tidak ada LSM atau relawan dan juga Satgas peduli AIDS. Di sisi lain, terkendala oleh terbatasnya Warga Peduli AIDS (WPA).

Dari 294 desa/kelurahan di Kabupaten Wonogiri, baru sebanyak 20 desa/kelurahan (6,8 persen) yang telah memiliki lembaga WPA. Faktor lose contact Orang Dengan HIV AIDS (Odha) ikut menjadi kendala penanggulangan.
Itu disebabkan oleh sikap penderita yang menutup status dirinya, karena masyarakat mengucilkannya, juga karena putus asa telah lama minum obat tapi tak kunjung sembuh dan kemudian berhenti pengobatan secara sepihak, dan karena pindah alamat. Berbagai hal yang menjadi kendala tersebut, ikut diperparah oleh faktor tidak adanya pemberdayaan peran dari Kelompok Dukungan Sebaya (KDS).(SMNet.Com/bp)