blank
Umat Hindhu Kabupaten dan Kota Magelang menggelar upacara Melasti di sumber mata air Tuk Kalimas di Desa Lebak, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Kamis ( 15/3),, SMNet/dh

 

MAGELANG- Dua hari menjelang peringatan Hari Raya Nyepi 1940 Caka/2018 pada Sabtu 917/3), ratusan umat Hindu Kabupaten dan Kota Magelang menggelar upacara Melasti di sumber mata air Tuk  Kalimas di Desa Lebak, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang,  Kamis  ( 15/3).

‘’Upacara Melasti merupakan simbol penyucian diri  umat
Hindu sebelum memasuki Hari Raya Nyepi,’’ kata   Ketua Parisada Hindu Dharma Kabupaten  Magelang,  Gde  Suwarti.

Dia menerangkan, dalam ajaran  Hindu, Melasti bermakna
menyucikan  diri manusia  serta alam agar  pada saat Hari
Raya Nyepi dalam keadaan suci baik lahir maupun batin.

Upacara Melasti disimbolkan dengan labuhan sesaji ke laut serta menyucikan arca, pratima, nyasa, pralingga sebagai wujud
atau sthana Ida Sang Hyang Widi Wasa dengan segala manifestasi-Nya.

‘’Karena Magelang jauh dari laut, maka pelaksanaan labuhan
dilaksanakan di sumber mata air Tuk  Kalimas di Desa Lebak, Kecamatan Grabag,’’ tuturnya.

Upacara  Melasti  yang dipimpin Pandhita Jero  Mangku Wayan Kadek  di sumber mata air  di lereng Gunung Andong itu  tidak mengurangi khidmat dan sakral.

Sumber mata air  Tuk Kalimas merupakan peninggalan zaman
Kerajaan Hindu pada abad 6 sampai 7 Masehi.  Dalam prasasti
yang ada di Tuk Kalimas  disebutkan, sumber air yang mengalir
seperti aliran Sungai Gangga.

Gde Suwarti menjelaskan, penyucian diri  tersebut juga  bertujuan agar  alam raya beserta isinya di dunia ini  terjaga kelestariannya dan dijauhkan dari segala malapetaka.

Menurutnya, selama pelaksanan Nyepi, umat Hindu melakukan Catur Berata ( empat pantangan).  Empat  pantangan yang wajib dilaksanakan adalah  amati geni ( berpantang menyalakan api), amati karya (menghentikan aktivitas kerja), amati lelanguan (menghentikan kesenangan) dan amati lelungaan( berpantang berpergian).

Dalam kesenyapan Hari Raya Nyepi itu, umat Hindu melaksanakan mawas diri, menyatukan pikiran, serta menyatukan cipta, rasa dan karsa, menuju penemuan hakikat keberadaan diri  dan inti sari kehidupan semesta.

Dengan cara melaksanakan berata penyepian upawasa (tidak
makan dan minum), mona brata (tidak berkomunikasi) dan jagra (tidak tidur).

Setelah melaksanakan  Melasti,  umat Hindu di Magelang akan melaksanakan  Tawur Agung( Mecaru) pada Jumat (16/3) di halaman Pura Wira Buana , Kompleks Akmil Magelang.

Setelah acara Mecaru dilakukan pawai ogoh-ogoh sekitar 2 km  dari depan salah satu mall di Magelang hingga Pura Wira Buana. ‘’Sesudah itu umat melaksanakan sembahyang Hari Raya Nyepi,’’ terangnya. (SMNet/dh)