blank
GIAT BERLATIH: Gustur Cahyo, salah seorang pemain muda PSIS, giat berlatih menjelang uji coba menghadapi Madura United.

SEMARANG – Kesempatan PSIS Semarang menjajal kualitas Madura United (MU) yang merupakan peringkat kelima Liga 1 musim lalu akan dijadikan sebagai ajang pengemblengan mental pemain muda di skuad asuhan Subangkit. Apalagi laga uji coba ini digelar di Stadion Ratu Pamelingan Pamekasan, Minggu (11/3).

Selama ini pemain muda PSIS masih minim menit bermain. Sebut saja tiga pemain yang masuk kuota U-23, Gustur Cahyo, M Syukron dan Erik Dwi. Selain itu, ada lima pemain magang Laskar Mahesa Jenar yang diproyeksikan untuk mengisi empat slot tersisa pada kategori pemain U-23, yakni Albi Lanju, Tegar Infantri, M Hidayatullah, Jazzil El Wafa dan Satriawan Eka (kiper).

”Bermain melawan tim kuat Liga 1 di luar Kota Semarang atau jauh dari pendukung setia kami akan menggembleng mental para pemain muda. Lawan MU menjadi uji nyali yang pas bagi mereka,” kata General Manager PSIS Wahyu ”Liluk” Winarto, kemarin. Liluk menilai pemain muda yang dimiliki punya potensi untuk tampil sebagai pengganti. Starter bakal diisi skuad inti. Para pemain muda PSIS memberi kontribusi positif saat melawan Persiba Balikpapan di Magelang, 10 Februari lalu. Ketika itu dua gol Laskar Mahesa Jenar dihasilkan oleh Erik Dwi dan Albi Lanju.

”Kami akan membawa seluruh pemain yang kami punya ke Madura pada Jumat (9/3). Yang pasti kami full team termasuk tiga pemain asing, Bruno Silva, Petar Planic dan Akhlidin Israilov,” tutur Liluk. PSIS tak gentar dengan komposisi skuad asuhan Milomir Seslija. Mereka baru saja merekrut striker asal Brasil, Alberto Antonio de Paula, dan gelandang Zah Rahan (Liberia). Di lini belakang mereka punya bek timnas Fachrudin Aryanto dan kiper muda berbakat Satria Tama. Hal itu tak melunturkan optimisme Liluk.

Pelatih PSIS Subangkit meminta seluruh pemain untuk disiplin di posisinya. ”Mereka memiliki banyak pemain berkualitas, tapi kami tak akan memberi pengawasan khusus terhadap pemain tertentu. Pemain kami harus bisa bekerja sebagai sebuah unit,”  ungkap Subangkit. (smn/rr)