blank
Kepala Dinas Dikbud Kota Magelang, Taufik Nurbakin, SMNet/dok

 

MAGELANG- Mantan Sekretaris Dinas Pendidikan Jateng Drs Kartono MPd terpilih menjadi Ketua Dewan Pendidikan Kota Magelang periode 2018-2023. Dia yang juga mantan Kepala SMK Negeri 1 Magelang dipilih oleh 11 anggota lembaga tersebut pada rapat perdana beberapa waktu lalu.

Sedang Sekretaris dijabat Drs Popo Riyadi MPd. Dia sebelumnya menjabat Kepala SMP Negeri 1 Magelang, dan sekarang menjabat pengawas SMP di kota ini.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Magelang Taufik Nurbakin mengatakan, pelantikan mereka menunggu turunnya surat keputusan (SK) dari Wali Kota Magelang. ‘’Kami sudah mengajukan, sekarang tinggal menunggu turunnya SK,’’ katanya, kemarin.

Dia menerangkan, Kartono diajukan menjadi calon anggota Dewan Pendidikan Kota Magelang oleh Kwarda Pramuka Jateng, sedang Popo Riyadi diajukan oleh Ikatan Sarjana Pendidikan Kota Magelang. Panitia seleksi yang diketuai Taufik Nurbakin menerima pendaftaran calon anggota Dewan Pendidikan sebanyak 20 orang.

Setelah melalui seleksi diambil 11 orang. Mereka mewakili institusi pendidikan, Himpunan Pendidikan Anak Usia Dini Indonesia (Himpaudi), Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia (IGTKI), Perserikatan Sekolah Kristen (PSK), Akademisi/Perguruang Tinggi dan sebagainya.

Mantan Ketua Dewan Pendidikan Kota Magelang 2012-2017 Prof Dr Sukarno MSi beberapa waktu lalu mengatakan, salah satu tantangan yang harus dihadapi pengurus baru Dewan Pendidikan Kota Magelang adalah masalah rayonisasi dalam penerimaan siswa baru yang diterapkan Pemprov Jawa Tengah pada tahun akademik 2017/2018.

‘’Pengurus periode sebelumnya yang kini telah usai tugasnya sudah mengusulkan ke Pemprov Jateng agar sistem rayonisasi ditinjau kembali,’’ Prof Sukarno yang juga Dekan FKIP Untidar.

Dia menerangkan,  setelah terjadi banyak masalah ketika mulai diterapkannya rayonisasi di tingkat SMA, dirinya melayangkan usulan ke Pemprov Jateng agar sistem itu ditinjau kembali. ‘’Pengurus baru saya harap bisa mengawal itu,’’  pintanya.

Menurutnya, sistem rayonisasi yang ternyata menimbulkan gejolak di masyarakat, khususnya Kota Magelang. ‘’Kami usulkan agar ditinjau kembali, karena sistem ini sangat berpengaruh pada iklim pendidikan di Kota Magelang. Selain sekolah kekurangan murid, juga kualitas dapat menurun. Kualitas murid itu seiring dengan minatnya,’’ tutur Sukarno yang menjabat Ketua Dewan Pendidikan dua periode tersebut.

Dia mengemukakan, minat siswa sangat berpengaruh pada kualitas belajar dan kualitas hasilnya nanti. Misalnya anak yang minatnya bersekolah di SMA 1, tetapi karena aturan rayonisasi tidak bisa sekolah di SMA 1, maka kualitasnya dalam belajar akan terpengaruh.

‘’Saya melihat rayonisasi mengganggu kualitas pendidikan di Kota Magelang. Maka, saya harap aturan itu ditinjau lagi dan ada baiknya dilakukan proyek percontohan lebih dulu,’’ pintanya. (SMNet/dh)