blank
Petugas saat menggeledah toko grosir

TEMANGGUNG – Warga sekitar lokasi penangkapan terduga teroris oleh tim Densus 88 di sebuah toko grosir di Desa Bengkal, Kranggan, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, merasa kaget dengan penggerebegan tersebut.

Huda warga Badran, Kranggan, di Temanggung, Kamis, mengatakan tidak menyangka bahwa karyawan toko grosir tersebut masuk dalam jaringan terorisme.

Sekitar pukul 08.30 WIB tim Densus 88 Mabes Polri menangkap karyawan toko grosir tersebut, yakni Agung Nugroho asal Banjarnegara dan Zaenal warga Bengkal.

Ia menuturkan selama ini banyak orang membeli di toko grosir yang menjual sepatu, sandal, dan alat tulis tersebut.

“Saya tidak kenal dengan beberapa karyawan yang menjaga toko tersebut, saya hanya tahu toko tersebut telah buka sejak beberapa bulan lalu,” katanya.

Warga yang tinggal di sebelah timur kontrakan tersebut, Sulistyowati mengatakan selama ini tidak ada hal-hal yang mencurigakan di toko grosir tersebut.

“Selama ini komunikasi dengan kami biasa saja, bahkan mereka sempat meminta pendapat bagaimana supaya tokonya maju,” katanya.

Ia juga merasa kaget dengan penggerebegan tersebut karena tidak menduga mereka terlibat terorisme.

Pedagang mi ayam di sekitar lokasi penggerebegan, Sukirman mengatakan tidak begitu kenal dengan terduga teroris, Agung Nugroho. Memang beberapa kali makan di warungnya, tetapi begitu selesai makan langsung pulang.

“Kalau Zaenal saya kenal baik karena dia memang warga Bengkal sini,” katanya.

Pada penggerebegan tersebut tim Densus 88 menyita uang sekitar Rp28 juta, beberapa buku, majalah, sejumlah ‘flash disk’, KTP, telepon seluler, dan kartu ATM.

Ketua RW 01 Dusun Bengkal Kidul, Desa Bengkal, Kecamatan Kranggan, Slamet Sugiarto mengatakan bangunan toko tersebut milik Ansori, warga asal Temanggung yang kini tinggal di Jakarta.

Ia mengatakan toko tersebut dikontrak oleh Ahmad Yusuf melalui perantara Zaenal yang saat ini menjadi karyawan toko tersebut.
(ms)